Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menjelaskan, sebanyak 10 perusahaan yang mau IPO nantinya akan menggunakan buku Desember 2016 sebagai valuasi penawaran umum perdana saham. Dalam hal ini, BEI berharap aksi korporasi itu benar-benar bsia terealisasi dengan baik.
"Tahun depan ada beberapa perusahaan yang ingin IPO saham. Itu dari pertanyaan saya ke beberapa underwriter. Kemungkinan mereka akan IPO di semester I-2017," ucap Samsul, di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Baca: Triwulan III, Jumlah Perusahaan IPO di Jatim Menurun
Samsul menyebut, program pengampunan pajak atau amnesti pajak mampu mendorong keyakinan perusahaan untuk menggelar aksi IPO saham di bursa. Bursa menargetkan sebanyak 35 emiten yang bisa IPO di tahun depan. Target itu diharapkan tercapai karena erat kaitannya dengan laju perekonomian secara keseluruhan.
Sepanjang 2016, bursa sudah berhasil mengajak 14 perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar modal. Perusahaan yang terakhir IPO hingga tahun ini adalah PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA).
Baca: Gandeng SRO, RSM Indonesia Ajak Mitra Realisasikan IPO
Paramita Bangun Sarana merealisasikan IPO dengan melepas 300 juta saham di harga Rp1.200 per saham. Dengan menawarkan 300 juta saham di posisi Rp1.200 per saham, dana segar yang akan didapat Rp360 miliar dari proses IPO ini.
Direktur Paramita Bangun Sarana Erwin Tanuwidjaja mengatakan, penggunaan dana segar dari hasil IPO nantinya sebanyak 40 persen akan digunakan untuk modal kerja, sebanyak 35 persen untuk pengembangan usaha, dan sisanya sebanyak 25 persen untuk pembelian mesin dan peralatan berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News