Selain Jepang, Tiongkok juga tengah jor-joran membiayai proyek hijau yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan. Menurut dia, baik Jepang dan Tiongkok memiliki keahlian sendiri serta dana melimpah yang bisa digunakan untuk proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.
"Pendanaan Jepang banyak di geothermal karena ekspertise-nya di situ. Tiongkok kuat di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA). Sebagai negara kita mau mencari pendampingan teknikal, ekspertise dari masing-masing negara,” kata Achmed.
Dia mengaku cocok dengan beberapa proyek yang disampaikan Airlangga. Yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sarulla dan Muara Laboh.
“Momentum pemerintah sedang bagus sudah ada komitmen. Dalam konteks meminta asistensi, komitmen pemerintah Indonesia mencapai NZE, untuk energi terbarukan sudah sesuai," tegas Achmed.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menggelar pertemuan dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang baru, Nobumitsu Hayashi, pada Senin, 25 Juli 2022. Dalam pertemuan itu, dibahas tentang sejumlah proyek JBIC di Indonesia. Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan JBIC memiliki spesialisasi, salah satunya pembiayaan di sektor energi.
“Beberapa proyek infrastruktur utama seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1 danpembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh. Proyek-proyek ini menyediakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi Indonesia," ujar Airlangga.
Pemerintah berkomitmen mencapai target pencapaian Net Zero Emission (NZE) di 2060. Untuk itu, pemerintah melakukan sejumlah terobosan transisi energi yang lebih bersih dan juga berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id