Ilustrasi Batu Bara. Foto :  MI.
Ilustrasi Batu Bara. Foto : MI.

Proyek Mundur, Hingga Akhir 2020 PTBA hanya Serap Capex 75%

Annisa ayu artanti • 30 September 2020 12:45
Jakarta: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan tidak bisa menyerap seluruh anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang direncanakan tahun ini yang sebesar Rp4 triliun.
 
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyatakan akibat pandemi ada sejumlah proyek yang mengalami kemunduran tahap pengerjaan, sehingga capex yang dianggarkan tidak berjalan. Salah satunya adalah proyek gasifikasi batu bara.
 
"Mungkin berdasarkan perhitungan, kita berusaha Rp4 triliun, tapi dengan melihat perkembangan covid ini kita pastikan di angka Rp2,7 triliun sampai Rp3 triliun. Karena ada kemunduran dari proyek-proyek yang kita kerjakan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 30 September 2020.

Ia menjelaskan semula tahap pengadaan jasa Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) pada proyek gasifikasi dilakukan pada kuartal III tahun ini akibat pandemi baru bisa dilakukan pada 2021.
 
Fasilitas gasifikasi ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar enam juta ton per tahun selama minimal 20 tahun, untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME (Dimethyl Ether) per tahunnya.
 
 

 
"Kemudian di 2021 itu EPC dan dalam waktu 36-48 bulan pabrik ini sudah bisa produksi DME," ucapnya.
 
Hingga semester I-2020, Arviyan melanjutkan emiten tambang pelat merah ini sudah menyerap capex Rp1 triliun.
 
PTBA berkomitmen menjalankan dan mengembangkan usaha hilirisasi batu bara, yaitu coal to DME, bersama dengan mitra strategis yakni Pertamina sebagai offtaker, dan investor pemilik teknologi gasifikasi batu bara yang telah menandatangani perjanjian kerja sama pada 2019.  
 
Kemudian di 2020 rencananya dilanjutkan dengan tahap rancangan engineering lebih detail untuk persiapan pembangunan pabrik Coal to Chemicals (DME) termasuk mempersiapkan hal terkait pra-konstruksi pembangunan pabrik.
 
Proyek DME PTBA akan dikembangkan di Tanjung Enim provinsi Sumatera Selatan. Keberhasilan proyek ini diyakini akan mengurangi beban impor LPG yang selama ini cukup besar.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan