Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyatakan akibat pandemi ada sejumlah proyek yang mengalami kemunduran tahap pengerjaan, sehingga capex yang dianggarkan tidak berjalan. Salah satunya adalah proyek gasifikasi batu bara.
"Mungkin berdasarkan perhitungan, kita berusaha Rp4 triliun, tapi dengan melihat perkembangan covid ini kita pastikan di angka Rp2,7 triliun sampai Rp3 triliun. Karena ada kemunduran dari proyek-proyek yang kita kerjakan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 30 September 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menjelaskan semula tahap pengadaan jasa Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) pada proyek gasifikasi dilakukan pada kuartal III tahun ini akibat pandemi baru bisa dilakukan pada 2021.
Fasilitas gasifikasi ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar enam juta ton per tahun selama minimal 20 tahun, untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME (Dimethyl Ether) per tahunnya.