Dua produsen electric vehicle (EV) battery untuk kendaraan listrik terbesar dunia yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari Tiongkok dan LG Chem Ltd asal Korea mengisyaratkan akan bergabung dengan proyek investasi senilai USD20 miliar lebih dalam pengembangan rantai pasokan nikel di Tanah Air.
Selama ini Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global. Nikel merupakan bahan baku utama EV Battery.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dengan kehadiran investasi asing untuk menunjang program nasional, maka akan menciptakan aspek keberlanjutan yang terus berkembang dan semakin menguatkan daya saing Indonesia dalam mendukung ketahanan energi nasional.
"Ini sebuah angin segar. Usaha Indonesia yang memiliki kekayaan tambang berlimpah untuk melakukan hilirisasi industri minerba langsung mendapat respons bagus dari investor asing. Ini bukti bahwa kebijakan Indonesia sudah tepat," kata Erick dalam keterangan resminya, Rabu, 14 Oktober 2020.
Apalagi, saat ini BUMN melalui Mining Industry Indonesia (MIND ID) telah menguasai cadangan nikel terbesar di Indonesia pascamenuntaskan divetasi 20 persen saham PT Vale Indonesia (PTVI) yang memiliki aset nikel terbaik.
Dengan masuknya MIND ID ke struktur kepemilikan saham PTVI, maka BUMN akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk kepentingan hilirisasi nikel, baik menjadi stainless steel maupun untuk baterai kendaraan listrik.
Dalam hilirisasi nikel, konsorsium perusahaan BUMN yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang merupakan anak usaha MIND ID, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) akan membentuk holding PT Indonesia Battery. Nantinya holding tersebut akan menggandeng mitra untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV).
"Ketertarikan dua produsen raksasa EV Battery itu untuk terlibat dalam rantai pasok nikel menunjukkan kerja sama MIND ID dan PTVI merupakan sinergi yang strategis, saling menguntungkan, dan saling melengkapi untuk memajukan industri pertambangan," kata Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyatakan ketertarikan dua perusahaan tersebut berinvestasi dalam hilirisasi industri minerba akan mempercepat perluasan penggunaan kendaraan listrik sesuai Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasis baterai untuk transportasi jalan.
"Selain bekerja sama dengan perusahaan BUMN seperti Pertamina dan Inalum, untuk menyiapkan segera industri hingga produk EV Battery, kami juga sudah berkolaborasi dengan lembaga terkait, dan produsen otomotif yang masuk pasar Indonesia, terutama dalam menyiapkan infrastrukturnya berupa stasiun pengisian listrik," ujar Zulkifli.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Menurut dirinya kehadiran investasi asing di industri baterai untuk kendaraan listrik akan memperkuat daya saing di pasar internasional.
Ia bilang baterai lithium ion yang akan diproduksi tidak hanya untuk transportasi, tapi bisa digunakan di remote area untuk perumahan atau di wilayah yang tidak perlu storage besar yakni semacam backup power system yang bersifat modular.
"Pertamina akan masuk ke bisnis, membangun pabrik baterai EV dalam kerja sama strategis. Nantinya, Inalum bakal fokus di sektor hulu sebagai pemasok bahan baku. Sementara itu, PLN fokus di sektor hilir sebagai distributor, dan Pertamina di tengah-tengah menyiapkan prosesnya," jelas Nicke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News