Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Istimewa.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Istimewa.

Perekonomian Indonesia Ditopang Domestik, Probabilitas Resesi Hanya 2%

Juven Martua Sitompul • 03 Agustus 2022 18:27
Jakarta: Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peluang Indonesia untuk masuk ke jurang resesi sangat kecil, yakni hanya 3 persen. Perekonomian Indonesia tetap kuat ditopang indikator makro yang positif dan ditopang ekonomi domestik.
 
Berdasarkan leading indicator CEIC seperti keuangan moneter, pasar tenaga kerja, dan industri, perekonomian Indonesia masih diperkirakan menguat. Bahkan Indonesia berada di bawah indikator 100 sehingga jauh dari sinyal resesi.
 
Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut dengan berbagai indikator perekonomian yang positif di tengah ancaman krisis global maupun stagflasi, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada pada kisaran 5,3 persen hingga 5,9 persen.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di 2022 ini masih optimistis di 5,2 persen dan diharapkan di 2023 kita bisa tingkatkan antara 5,3 persen hingga 5,9 persen," kata Airlangga di Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2022.
 
Probabilitas Indonesia untuk masuk ke jurang resesi diakui sejumlah Ekonom sangat kecil. Ekonom Bank BCA, David Sumual mengatakan jika dilihat dari indikator makro ekonomi, kondisi Indonesia lebih baik di antara emerging market lain yang mengalami resesi seperti El Salvador, Srilangka, Ghana yang kondisinya ada tekanan.
 
"Utang kita ada peningkatan, terutama utang pemerintah, tetapi kita diimbangi windfall profit dari komoditas, ini blessing in disguise di kala negara lain bermasalah, karena kenaikan komoditas kita justru dapat ektra," kata David dihubungi terpisah.
 
Menurut dia, kekuatan ekonomi domestik menjadi penopang perekonomian nasional. "Kita ekonomi 60 persen ditopang domestik, saya tidak khawatir ada resesi atau stagflasi global karena domestic economy kita besar sekali. Malah ini kesempatan untuk mendorong substitusi impor. Kalau ada barang yang sulit kita dapat," ucap David.
 
Selain itu, iklim investasi di Indonesia juga kian menggeliat. Semenjak pandemi, kata dia, masyarakat mulai terbiasa dengan kebiasaan berinvestasi.
 
"Saya lihat peranan domestik cukup baik, untuk SBN, perlu pendalaman finansial kepada masyarakat supaya terbiasa untuk investasi di pasar modal," kata David.
 
 
Halaman Selanjutnya
Meski begitu, ada tiga hal…
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan