Gedung Kementerian BUMN. Foto: Medcom.id
Gedung Kementerian BUMN. Foto: Medcom.id

Holding BUMN Dinilai Bisa Hambat Investasi, Benarkah?

Annisa ayu artanti • 11 Oktober 2022 15:00
Jakarta: Dominasi pemerintah lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai tidak sejalan dengan keterbukaan yang dibutuhkan untuk memulihkan perekonomian.
 
“Penggabungan beberapa perusahaan pemerintah dengan alasan efisiensi dikhawatirkan dapat memunculkan keengganan bergabungnya pelaku usaha lain di sektor-sektor strategis,” ucap Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 Oktober 2022.
 
Hasran menyebut, dominasi BUMN pada sektor-sektor strategis terlihat jelas dengan pembentukan holding atau induk pada sektor perkebunan, pupuk, tambang, migas dan farmasi.
Yang terbaru, lanjutnya, pembentukan holding BUMN pangan di bawah RNI dan juga holding gula SugarCo yang menggabungkan beberapa perusahaan pelat merah di dalamnya.
 
Baca juga: Transformasi BUMN, Erick Pastikan Laporan Keuangan Terkonsolidasi 

Menurutnya, walaupun tujuannya adalah untuk memperkuat entitas bisnis, meningkatkan efisiensi, dan menggerakkan sektor pertanian, penggabungan ini berpotensi mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor ini.

Pembentukan holding yang akan mencakup seluruh rantai pasok dari hulu ke hilir tidak hanya akan berdampak pada rendahnya kompetisi di sektor pertanian, tetapi juga akan menghambat investasi yang sangat dibutuhkan sektor ini untuk meningkatkan produktivitas.
 
“Dapatkah penggabungan ini benar-benar meningkatkan efisiensi seperti yang diklaim, atau justru hanya memperburuk inefisiensi. Efektivitas penggabungan masih perlu dibuktikan,” jelasnya.
 
Hasran mengingatkan, kecil kemungkinannya bagi investor untuk berinvestasi ke Indonesia jika lingkungan bisnisnya tidak kompetitif.
 
Terhambatnya investasi di sektor pertanian juga berpotensi menghambat perkembangan teknologi pertanian di Indonesia.
 
Baca juga: Cakep Nih! Holding BUMN Pariwisata Mau Pamer Danau Toba ke Dunia Internasional

Indonesia saat ini memerlukan teknologi pertanian yang mampu menekan ongkos produksi dan meningkatkan mutu pangan dan nutrisinya.
 
Investasi merupakan salah satu jalan bagi transfer teknologi, terutama investasi asing dari negara-negara yang memiliki pertanian yang lebih maju dari Indonesia.
 
Di saat yang bersamaan, investasi masih merupakan faktor krusial bagi kelangsungan pembangunan Indonesia karena investasi membuka peluang adanya adopsi teknologi yang bisa menciptakan nilai tambah ekonomi.
 
Ia menambahkan, BUMN idealnya perlu terbuka terhadap kompetisi pasar. Pemerintah perlu memberikan perlakuan yang setara antara BUMN dan swasta yang hendak terlibat dalam sektor pertanian.
 
"Hal ini akan mendorong lebih banyak sektor swasta untuk terlibat dalam sektor ini sehingga peningkatan investasi dapat terus terjadi," pungkasnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan