Ilustrasi rempah Indoesia. Foto: Freepik
Ilustrasi rempah Indoesia. Foto: Freepik

Arab Saudi Minati Produk Jamu Herbal Indonesia

Annisa ayu artanti • 24 Mei 2023 16:41
Riyadh: Perusahaan Arab Saudi yaitu Gulf Bird Trading Corporation (GBC) menyampaikan ketertarikannya untuk mengimpor produk jamu herbal Indonesia. 
 
Hal tersebut mengemuka pada pertemuan bisnis antara Atase Perdagangan (Atdag) Riyadh Gunawan dengan Managing Director Gulf Bird Trading Corporation (GBC) Saud Fahad Al Saud.
 
Pertemuan bisnis tersebut merupakan upaya yang dilakukan Atdag Riyadh dalam mencari peluang untuk memperluas pasar produk herbal Indonesia di Arab Saudi. 
 
"Dari hasil pertemuan bisnis, GBC berminat menjadi importir jamu herbal dari Indonesia. Saat ini, GBC menyuplai lebih dari 90 persen apotek di wilayah Arab Saudi yang mencapai lebih dari 2.000 cabang. Dengan banyaknya apotek yang disuplai GBC, diharapkan produk jamu herbal Indonesia akan semakin digemari dan dikenal masyarakat Arab Saudi,” kata Gunawan dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Mei 2023.
 
Baca juga: Jalankan Instruksi Jokowi Soal Rempah, Ini yang Dilakukan Sandiaga Uno

Masyarakat Arab gemar pengobatan herbal

Menurut Gunawan, produk jamu herbal Indonesia makin diminati di pasar Arab Saudi karena masyarakatnya menggemari pengobatan dengan metode herbal tanpa mengesampingkan pengobatan dengan obat kimia. 
 
Arab Saudi juga merupakan asal mula sistem pengobatan herbal ala Nabi. Arab Saudi mengimpor produk sejenis dari seluruh dunia pada 2022 sebesar USD3,45 miliar. Pada 2021 sebesar USD3,35 miliar dan pada 2020 sebesar USD3,36 miliar. 
 
"Nilai ini tumbuh tiga persen dalam tiga tahun terakhir. Artinya, pasar di Arab Saudi sangat besar dan Indonesia berpotensi untuk terus meningkatkan ekspor produk farmasi dan tidak terbatas pada produk herbal saja," jelas Gunawan.
 
Negara pemasok obat-obatan ke Arab Saudi adalah Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Irlandia, Denmark, Swiss, Swedia, Inggris, Italia, dan Belgia. Indonesia merupakan negara pemasok obat herbal nomor 84 nomor ke Arab Saudi di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam. 
 
Baca juga: Dengan Produk Jamunya, Indonesia Bisa Menjadi Pemain Utama Baru Green Pharmacy

Indonesia ekspor produk obat

Berdasarkan data statistik perdagangan, pada 2022, Indonesia mengekspor produk obat yang telah dicampur atau tidak dicampur untuk keperluan terapeutik atau profilaktik  sebesar USD1,095 juta, pada 2021 sebesar USD796 ribu, dan pada 2020 sebesar USD786 ribu.
 
Dubes RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad menambahkan, GBC sangat aktif melakukan pendaftaran produk ke Saudi Food and Drug Authority (SFDA). Hal ini karena Arab Saudi mewajibkan produk makanan dan obat-obatan impor teregistrasi di SFDA. Ketentuan tersebut termasuk mencantumkan tentang merek, jenis produk, komposisi, akta nutrisi, tanggal produksi, tanggal kedaluarsa, dan berbahasa Arab.
 
"Untuk itu, GBC memastikan produk-produk impor yang diedarkan di Arab Saudi sudah teregistrasi dan memenuhi ketentuan yang berlaku,” imbuh Abdul Aziz. 
 
Sementara itu, menurut Saud Fahad Al Saud, GBC sebagai perusahaan terkemuka menjamin keamanan untuk berbisnis dengan calon mitra dari luar Arab Saudi. Pabrik dan produk GBC telah terdaftar di instansi pemerintah. Selain itu, GBC juga telah  terdaftar sebagai pusat distribusi obat.
 
Saud juga menjelaskan, jangkauan pemasaran dari GBC adalah wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/MENA). 
 
"Setiap merek dan produk memiliki tantangan baru untuk memasuki pasar baru. GBC menjamin untuk memasarkan produk di wilayah MENA melalui pendekatan kesamaan budaya sebagai bangsa arab. GBC juga menggunakan metode modern dalam melakukan pemasaran melalui situs regional dalam kegiatan promosi, dukungan dari tokoh terkenal (endorsement), iklan, dan pemasaran bersama," urai Saud.
 
Berdasarkan data BPS yang diolah Kemendag, pada periode Januari ?Maret 2023, total perdagangan nonmigas Indonesia dan Arab Saudi senilai USD0,74 miliar. Nilai ini naik 12,20 persen dibandingkan periode yang sama 2022 yang sebesar USD0,66 miliar.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan