Rachmat menjelaskan Mitra Bukalapak tidak hanya menjangkau masyarakat di perkotaan saja, namun sudah bisa diakses 477 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
"Kami ingin ini menjadi pendorong untuk perluasan inklusi keuangan hingga ke pelosok, membawa transformasi yang tidak hanya berfokus di kota besar saja sehingga menutup kesenjangan yang ada lewat teknologi,"ujarnya.
Dia mengakui, sejak pandemi covid-19, permintaan konsumen banyak berubah dengan fokus pada kebutuhan menyangkut kesehatan, hobi, dan kebutuhan primer seperti bahan pangan. Pandemi covid-19 katanya juga mendukung tingginya transaksi karena sejak ada wabah virus, masyarakat cenderung di rumah dan bertransaksi secara digital.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam kesempatan yang sama, menyebutkan, mendukung inisiatif pemberdayaan wirausaha secara mandiri yang dilakukan Bukalapak. Ida mengapresiasi kolaborasi perusahaan teknologi, perbankan dan keuangan yang diramu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Jika semakin banyak masyarakat yang memperoleh kesempatan berusaha lebih mudah, aman dan secara signifikan memberikan kehidupan yang lebih baik, maka pemberdayaan masyarakat dan pergerakan ekonomi akan berjalan lebih baik," katanya.
Khususnya di tengah pandemi covid-19 yang memang sangat membutuhkan teknologi informasi. Salah satu pedagang di Mitra Bukalapak, Ahmad, mengakui sangat mendapatkan keuntungan dalam menekuni penjualan produk virtual,
"Saya bisa melayani sekitar 40 transaksi pembelian voucher pulsa, token listrik, dan kirim uang setiap harinya," ujarnya.
Dengan berdagang melalui virtual, katanya, tidak menjadi halangan mencari rezeki di tengah keterbatasan geraknya yang saat ini menggunakan kursi roda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News