Petani asal Lembang, Ulus Pirmawan, menerima penghargaan Svarna Bhumi Award 2024 karena memotivasi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian (Foto:Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)
Petani asal Lembang, Ulus Pirmawan, menerima penghargaan Svarna Bhumi Award 2024 karena memotivasi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian (Foto:Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)

Raih Svarna Bhumi Award 2024, Para Petani Sampaikan Pesan Penting untuk Generasi Muda

Patrick Pinaria • 12 September 2024 10:00
Jakarta: PT Pupuk Indonesia (Persero) menyelenggarakan Svarna Bhumi Award 2024 di Grand Studio Metro TV, 29 Agustus 2024. Ajang ini sebagai bentuk apresiasi untuk para pejuang pangan, khususnya bagi mereka yang sudah berkontribusi untuk sektor pertanian di Indonesia.
 
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyatakan bahwa petani merupakan tonggak utama sektor pertanian Indonesia, sekaligus ketahanan negara. Oleh karena itu, dengan semangat Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 pada tahun ini, Pupuk Indonesia berkomitmen tidak hanya mendukung pertanian melalui penyediaan pupuk, melainkan juga mendorong adopsi teknologi, keberlanjutan pertanian, hingga memberikan apresiasi. 
 
"Malam hari ini kita mengangkat, memanggungkan, memberikan apresiasi kepada orang orang yang sudah berjasa untuk Indonesia, yaitu pahlawan pangan nasional. Namun, sebetulnya tidak hanya apresiasi, tetapi kita juga ingin mengangkat ini supaya memberikan inspirasi. Semoga ke depan semakin banyak lagi orang orang yang seperti mereka, yang ikut membaktikan dirinya untuk bangsa," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Rahmad menyebutkan bahwa apresiasi ini adalah bentuk perhatian Pupuk Indonesia sekaligus motivasi bagi para petani lainnya untuk terus berkarya dan mengembangkan sektor pertanian. Hal ini sangat penting, mengingat pangan saat ini tengah menghadapi tantangan akibat dinamika geopolitik global hingga perubahan iklim sehingga dibutuhkan perhatian, dukungan, dan kolaborasi dari berbagai pihak.
 
Baca juga: Svarna Bhumi Award 2024: Pupuk Indonesia Berikan Penghargaan untuk 2 Petani Wanita

 
"Pada era 80-an, Indonesia pernah berdaulat pangan dengan penduduk sekitar 170 juta jiwa. Kini, dengan populasi mencapai 280 juta dan lahan pertanian yang menyusut, kedaulatan pangan menjadi tantangan besar. Tanpa sosok-sosok inspiratif, sulit membayangkan kita bisa mencapainya. Harapan saya, meskipun kontribusi ini kecil, semoga dapat menjadi fondasi bagi Indonesia untuk menatap masa depan dengan optimisme," imbuh Rahmad.
 
Melalui Svarna Bhumi 2024, Pupuk Indonesia memberikan penghargaan kepada para pahlawan pangan yang tidak hanya berprofesi sebagai petani tapi juga profesi lainnya seperti pengusaha tani sampai aktivis perempuan. 
 
Total, terdapat enam penghargaan yang diberikan dalam ajang ini. Salah satu di antaranya menerima special achievement.
 
Mereka terpilih sebagai penerima penghargaan ini karena dinilai konsisten telah mengembangkan inovasi di sektor pertanian selama 2-3 tahun terakhir. Tidak hanya berinovasi, penerima penghargaan ini juga memberikan dampak positif yang signifikan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap industri pertanian nasional.
 
Mereka yang terpilih sebagai penerima penghargaan ini secara konsisten telah mengembangkan inovasi di sektor pertanian selama 2-3 tahun terakhir. Tidak hanya berinovasi, penerima penghargaan ini juga memberikan dampak positif yang signifikan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap industri pertanian nasional.
 
Salah satu di antaranya adalah petani asal Lembang, Ulus Pirmawan. Ia menilai penghargaan ini dapat memberi motivasi bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga anak-anak muda terjun ke sektor pertanian.
 
"Pesan yang saya sampaikan semoga pertanian Indonesia lebih maju untuk ke depannya dan menjadi motivasi bagi anak-anak muda, terutama bagi kaum milenial. Dengan adanya penghargaan Svarna Bhumi, saya yakin bisa memotivasi bagi seluruh anak-anak muda Indonesia terjun ke sektor pertanian. Karena pertanian itu sangat luar biasa dan sangat menjanjikan," kata Ulus.
 
Menurut Ulus, banyak tantangan yang dihadapi para petani saat ini. Terutama terkait dengan pemasaran. Ia percaya para petani harus bisa menggunakan teknologi untuk bisa melakukan pemasaran lebih luas untuk memajukan pertanian di Indonesia.
 
"Kenapa sih masalah pemasaran? Kita itu selalu dibenturkan dengan impor. Karena kita harus paham juga dengan adanya pasar global, pasti kita harus berani bersaing dengan produk-produk impor. Nah makanya di sini saya tekankan untuk petani-petani sekarang, gimana caranya bisa menekan biaya produksi. Supaya harga di pasaran itu tidak dijual mahal. Jadi bisa bersaing dengan produk yang dari luar, terutama dari sisi harga," kata Ulus.
 
Ulus mengawali karier sebagai petani. Kemudian, ia bertransformasi dari petani menjadi pengepul. Dia pernah mengekspor baby buncis hingga ke Singapura.
 
Keberhasilannya tak membuat Ulus jemawa. Ia justru turut membagikan kesuksesannya dan ilmunya kepada para petani lainnya di Lembang lewat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Panggupay.
 
Ulus berhasil memberdayakan banyak warga di desanya serta menerima berbagai penghargaan, di antaranya dari Organisasi Pangan Dunia (FAO) sebagai petani teladan se-Asia Pasifik pada 2017. Baginya, petani adalah profesi yang tidak kalah dengan profesi lainnya.
 
Baca juga: Dianugerahi Svarna Bhumi Award 2024, Petani Ungkap Tantangan dalam Majukan Sektor Pertanian

 
"Mudah-mudahan dengan ada anak-anak muda yang ngerti dengan teknologi, memasarkannya itu bisa via online atau bisa langsung ke konsumen. Tidak ke pasar-pasar induk atau pasar-pasar yang modern. Bisa langsung nyampe ke konsumen dan itu bisa sangat menjanjikan untuk kita bersaing di harga," lanjutnya.
 
Tantangan ini tentu juga dirasakan dirinya yang saat ini. Namun, hal itu tak membuatnya patah semangat. 
 
"Dengan adanya penghargaan, InsyaAllah, kita juga terus mengembangkan pasar, membuka ruang pasar. Tidak hanya untuk ke Singapura, mungkin ke depannya dari Malaysia. Besok tanggal 5 September, ada orang dari Malaysia ke kebun. Semoga bisa membuka ruang pasar yang lebih banyak lagi, karena intinya petani itu butuh pasar, pasar yang pasti dan terstruktur," tuturnya.
 
Komitmen yang sama juga diungkapkan petani asal Sragen, Jarwanto Tri Anggoro. Setelah mendapat penghargaan, ia berpesan agar para petani lainnya dapat terus semangat menjalani profesinya, terutama untuk generasi petani muda.
 
"Jadi dalam pertanian ini tentunya kita selaku anak muda jangan takut hitam, jangan takut panas. Intinya selalu berproses, lakukan dengan hati. Yang jelas pertanian itu adalah suatu pekerjaan yang menjanjikan masa depan," tuturnya.
 

Jarwanto Tri Anggoro


 
Raih Svarna Bhumi Award 2024, Para Petani Sampaikan Pesan Penting untuk Generasi Muda
?Jarwanto Tri Anggoro (Foto:Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)
 
Jarwanto Tri Anggoro dianggap sebagai sosok petani yang inovatif. Salah satu langkah inovatifnya adalah menanam kacang sacha ichi di Banyurip. Hingga akhirnya, tanaman itu memiliki banyak keunggulan, di antaranya mudah dibudidayakan dan punya banyak manfaat. Daunnya bisa dibuat sebagai sayur dan keripik. Kacang sacha inchi juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi yakni Rp15 ribu per kilogram.
 
Sebagai informasi, Svarna Bhumi Award 2024 merupakan penyelenggaraan untuk kedua kalinya sejak tahun 2023. Dalam program ini, Pupuk Indonesia bekerja sama dan berkolaborasi dengan Yayasan Benih Baik. Selain dari Pupuk Indonesia proses penentuan pemenang Svarna Bhumi 2024 juga melibatkan 3 (tiga) juri lain, yaitu Pendiri Yayasan Benih Baik Andy F. Noya, Ketua Yayasan IBEKA dan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Mumpuni, dan Founder Rumah Perubahan Rhenald Kasali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan