Propaganda Empat Sehat Lima Sempurna
Kondisi ini diperparah karena kerusakan tanaman akibat berbagai bencana seperti kekeringan dan banjir. Jumlah panen padi juga tidak sesuai harapan."Bencana kelaparan yang tersebar, baik di Jawa maupun luar Jawa, menyebabkan berbagai kasus malnutrisi, terutama sepanjang 1951 hingga 1958," tulis dosen di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran (Unpad) itu.
Pada 1954 konsumsi masyarakat Indonesia sempat naik, terutama karena propaganda pemerintah melalui 'Empat Sehat Lima Sempurna' mulai terlihat. Namun, tiga tahun berikutnya, pada 1955 hingga 1957, persediaan makanan dan asupan jumlah kalori justru kembali menurun.
"Ini sebagai akibat dari serangkaian bencana alam, gagal panen, dan aksi-aksi separatisme di beberapa wilayah di Indonesia," tulisnya.
Aksi-aksi separatisme itu meliputi PKI di Madiun, aksi Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat, gerakan Republik Mauluku Selatan (RMS), Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatra dan Sulawesi, hingga Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Sulawesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News