Ibu-ibu "dipaksa" untuk bisa menjadi kepala rumah tangga demi membuat dapur tetap ngebul. PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM pun peka terhadap kondisi ini.
PNM menginspirasi ibu-ibu untuk bisa menjadi role model bagi masyarakat agar bisa mempunyai usaha sendiri dengan menjadi wirausaha.
"Bantu kami menebarkan virus optimisme dan inspirasi daripada nasabah yang sudah maju, supaya para ibu atau masyarakat lain, punya semangat dan kemauan untuk melakukan usaha," ujar Direktur Utama PNM Arif Mulyadi, usai diskusi "Pemberdayaan dari Dalam Negeri, Produknya Keluar Negeri, Kamis, 21 Maret 2024 malam.
Arif mengatakan, PNM ingin mengajak masyarakat, khususnya ibu-ibu, untuk mempunyai keberanian dalam mengubah hidup mereka. Sehingga akan menjadi energi kebersamaan yang besar untuk mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia.
"Kemandirian ekonomi Indonesia bukan cuma mimpi, kita merealisasikan orang untuk berani bermimpi. Kita membantu mereka untuk merealisasikan mimpinya dan merealisasikan cita-citanya untuk kemandirian ekonomi Indonesia," kata Arif.
Baca juga: Nggak Cuma Ibu-ibu, PNM Juga Incar Anak Muda |
Nasabah PNM Mekaar
Arif menjelaskan, selama delapan tahun PNM sudah menggulirkan program PNM Mekaar. Hingga Kamis, 22 Maret 2024, sudah 20,1 juta ibu dibiayai sejak Januari 2016. Adapun rinciannya yakni, sebanyak 15,2 juta ibu jadi nasabah aktif PNM.
Kemudian, dari 20,1 juta itu ada 1,2 juta yang sudah naik kelas ke BRI dan Pegadaian, dan mungkin ke lembaga keuangan formal lainnya. Lalu ada 267 ribu yang meninggal, terutama banyak terjadi pada saat 2020-2022.
"Di luar itu, teman pada ibu-ibu ini ada fenomena yang menarik, karena siklus pembiayaan kami pendek, hanya satu dan dua tahun, setelah selesai kewajibannya satu tahun, kadang-kadang tetap hadir dalam pertemuan kelompok nasabah, tapi ngutangnya nanti dulu, istirahat dulu, nah ini ada sekitar 3 juta-3,5 juta," jelas Arif.
Arif mengungkapkan, jumlah nasabah sebesar 3 juta-3,5 juta tersebut yang menjadi pekerjaan rumah PNM. Hal ini dilakukan agar mereka kembali menjadi nasabah aktif.
"Ada sebagian kemarin mereka berusaha kami biayai, padahal sebelumnya mereka bekerja, karena covid sektor pekerjaan tutup, mereka jadi berusaha untuk survival lain. Nah ini juga PR buat kami, sebetulnya harusnya mereka kerjanya terus, usahanya juga jalan terus. Ada yang seperti itu, tapi banyak juga yang 'sudahlah saya balik lagi kerja', itu juga yang harus kami dekatin. Masih banyak juga yang harus kami ajak, kami bantu dan fasilitasi, supaya bisa mengaktualisasikan kemampuan produktivitas mereka," jelas dia.
Lalu bagaimana cara untuk merangkul 3,5 juta nasabah agar menjadi aktif kembali? Arif mengatakan, kekuatan PNM ada di social engineering. Dirinya pun berharap dari nasabah existing dapat menarik teman-temannya untuk bergabung. Selain didukung keberadaan sekitar 62 ribu account officer di sekitar mereka setiap minggu.
Baca juga: PNM Bakal Jelajah Miangas hingga Perbatasan Papua Nugini |
Selain itu, kegiatan usaha para ibu-ibu ini mewakili semua sektor, karena nasabah PNM Mekaar tidak dibatasi. Arif mengungkapkan minimal ada tiga kriteria, yakni:
Baru memulai usaha
Apabila dilakukan sendiri dan tidak membuat grup lending, maka tidak ada kepercayaan diri mereka untuk memulai usaha. Namun karena beramai-ramai, para ibu-ibu ini jadi mempunyai keberanian memulai usaha.
Sudah mulai usaha
Tahapan ini mempunyai peluang untuk dikembangkan. Namun, kata Arif, rata-rata para nasabah sudah mulai kegiatan usahanya.
Pernah usaha, berhenti, jatuh, bangkit lagi
Kategori ini pernah memiliki kegiatan usaha, namun kena macet. Sehingga akhirnya nasabah tersebut tidak bisa meminjam di lembaga keuangan lain.
"Kami hadir di situ supaya mereka tetap bisa usaha, sehingga pada waktunya juga bisa menyelesaikan kewajiban usaha mereka ke lembaga keuangan lain, bisa menghapus catatan-catatan mereka," kata Arif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News