Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut petani bisa menggunakan unit pengolahan pupuk organik (UPPO) untuk mendapat pupuk. “Manfaatkan fasilitas ini dengan baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendorong petani gunakan pupuk organik,” kata Syahrul melalui keterangan tertulis, Senin, 21 Februari 2022.
Menurut dia, pemanfaatan pupuk organik bakal membuat hasil pertanian optimal, termasuk meningkatkan daya jual produksi. Perwakilan petani dari Desa Ngompro, Pangkur, Ngawi, Rizky Syahriul Barokah, mengamini hal itu.
Baca: Kementan Latih Sejuta Petani dan Penyuluh, Antisipasi Perubahan Iklim
Rizky telah menggunakan pupuk organik sejak 2018. Menurut dia, awalnya petani mesti beradaptasi karena harus menyesuaikan tanah untuk pengunaan pupuk jenis itu.
"Namun jika lahan sudah sehat maka biaya produksi bisa berkurang mencapai 40 persen," kata Rizky.
Sarjana Pertanian dari Universitas Jember ini membeberkan perbedaan pupuk organik dan sintetis. Menurut dia, pupuk jenis kedua bakal menguntungkan pada awalnya, namun kebutuhan pupuk bakal meningkat drastis dan membuat biaya produksi membengkak.
"Hasil panen relatif sama dengan penggunaan pupuk kimia sintetis yang berlebih, banyak petani yang masih melebihi dosis pemakaian pupuk kimia sintetis. kondisi petani, selain memakai pupuk subsidi masih menambahkan dengan pupuk nonsubsidi," kata dia.
Rizky menyebut ketersediaan pupuk organik juga melimpah. Karena bisa berasal dari fermentasi bahan organik, bahkan hasil limbah organik.
"Untuk pupuk organik bahannya bisa dari kotoran hewan, seresah daun, jerami dan sekam. Untuk pupuk organik cair bisa dari bonggol pisang, rebung, urine hewan dan lainnya. Pada intinya petani harus menjadi petani yang mandiri," kata Rizky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News