Teranyar adalah Muhamad Fajrin Rasyid, bos Bukalapak yang didapuk menjadi Direktur Digital PT Telekomunikasi Indonesia. Sebelumnya ada nama-nama seperti Septian Hario Seto sebagai Komisaris BNI, Fadli Rahman sebagai Komisaris Pertamina Hulu Energi, Adrian Zakhary sebagai Komisaris PTPN VIII, M Arief Rosyid Hasan sebagai Komisaris Independen Bank Mandiri Syariah, serta Graha Yudha Andaro Putra Pratama sebagai Komisaris Waskita Toll Road dan PP Properti.
Nama-nama tersebut merupakan sosok anak muda berusia di bawah 40 tahun yang dipercaya masuk ke dalam struktur petinggi perusahaan pelat merah ataupun anak usahanya.
Digandengnya talenta-talenta muda di kursi pimpinan BUMN tidak terlepas dari kehadiran bisnis startup yang kini tengah merajalela. Dalam waktu singkat, bisnis rintisan yang digaungi anak muda ini bisa membuktikan diri menjadi pemain regional ataupun global.
Baca: Erick Ajak Milenial Gabung BUMN
Oleh karenanya, kehadiran milenial di BUMN diharapkan bisa memberi angin segar bagi kinerja perusahaan negara untuk lebih berkembang dalam menghadapi persaingan dan tuntutan zaman.
Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan asusmisnya talenta-talenta muda ini memiliki kompetensi teknis yang memadai. Serta memiliki kemampuan inovasi yang kuat dan memahami arah bisnis berbasis digital di masa depan.
"Namun apakah talenta muda berhasil di BUMN? Menurut saya tergantung sejauh mana kemampuan adaptasi para talenta muda terhadap kultur bisnis BUMN yang memang agak berbeda dengan kultur swasta murni," kata Akademisi FEB UI ini pada Medcom.id, Sabtu, 20 Juni 2020.
Hal senada pun dikatakan Abra Talattov, pengamat BUMN Indef. Abra memandang selama ini kebanyakan sosok-sosok tersebut berasal dari swasta. Ia bilang ekosistem swasta dan BUMN berbeda dalam mengambil keputusan. BUMN cenderung harus melalui rantai birokrasi yang panjang. Belum lagi dihadapkan pada aspek politis.
Namun Abra berkeyakinan dengan semangat yang dimiliki oleh milinial dan juga komunikasi yang efektif akan mampu diatasi dengan baik. Apalagi kehadiran mereka diterjemahkan dalam harapan yang tingga yakni mampu membawa terobosan, perubahan, dan inovasi bisnis.
"Tinggal bagaimana dia bisa memberikan keyakinan mengomunikasikannya. Jadi kan visi misinya dia dan juga sharing knowledge-nya, bagaimana dia bisa mengkomunikasikan ke lingkungan baru," tutur Abra.
Baca: Generasi Milenial Penting bagi Pengembangan BUMN
Abra mengatakan pada dasarnya dengan meletakkan sosok-sosok muda mulai dari sekarang merupakan waktu yang tepat karena sesuai dengan tuntutan zaman saat ini dalam menghadapi persaingan global. Pasalnya perusahaan pesaing seperti swasta multinasional pun saat ini telah menempatkan jajaran direksi usia muda yang dinilai memiliki keunggulan dalam hal kecepatan beradaptasi dan menyerap kemajuan teknologi.
Apalagi, kata Abra, Menteri BUMN Erick Thohir pun berasal dari tokoh mudah yang pastinya akan lebih nyambung berkomunikasi dengan sosok yang gap usianya tidak terlalu jauh. Abra bahkan mendorong dalam waktu 5-10 tahun ke depan, proses rekrutmen di perusahaan BUMN berasal dari usia milenial.
Namun Abra menggarisbawahi, tidak hanya pertimbangan usia dalam mencari talent pool, kompetensi, rekam jejak dan kredibilitas juga perlu dipertimbangkan oleh pemerintah dan kementerian.
"Jangan terjebak dalam gimmick harus dari sisi milenial, dari sisi umur. Tapi juga kapasitas kompetensi dan kredibilitasnya terutama," tutur dia.
Selain itu yang terpenting yakni selain menarik para milenial dari luar BUMN dengan melonggarkan komposisi eksternal dari 10 persen menjadi 30 persen, kementerian juga harus memberikan kesempatan pada milinial di internal BUMN untuk berkembang. Ia bilang pekerjaan rumah Kementerian BUMN ke depannya yakni bagaimana melakukan kaderisasi di internal perusahaan pelat merah. Sebab tentunya pegawai internal yang telah berkecimpung mulai dari nol tentu mempunyai rasa kepemilikan (ownership) yang lebih kuat.
"Selama ini banyak anggapan yang berhasil kaderisasinya Mandiri dan Telkom. Ini kan menjadi tantangan untuk mendorong BUMN-BUMN lain memiliki kesempatan yang sama, supaya mereka bisa lebif fokus di bidangnya masing-masing dan bisa membuat kinerja BUMN lebih optimal," jelas Abra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News