"Selebihnya, kami memaksimalkan kerja dari rumah. Saya sendiri setelah bicara di forum ini langsung pulang ke rumah untuk melanjutkan pekerjaan lain," jelas William.
Dia juga mengakui, pandemi covid-19 membuat jumlah penumpang MRT yang kian menurun berimbas pada merosotnya pendapatan tiket. PT MRT kini berfokus berinovasi untuk mendongkrak pendapatan dari luar tiket atau non fare-box, seperti iklan.
Meski begitu, William tetap optimistis penumpang MRT Jakarta tidak akan turun terlalu dalam. Berbeda dengan PSBB yang dilakukan pada awal pandemi, kini tidak ada stasiun MRT Jakarta yang mesti ditutup.
"Good news-nya semua stasiun beroperasi, nggak ada yang ditutup," ujar William.
Pihak MRT juga menerapkan kebijakan lain selama pandemi, yaitu dengan meniadakan untuk sementara kereta khusus wanita. Pemprov DKI memperbolehkan perusahaan swasta di luar kategori 11 sektor usaha non-esensial untuk beroperasi di kantor saat PSBB jilid dua. Namun, kapasitas maksimal hanya 25 persen dari total pegawai. Hal ini berbeda dengan aturan pada PSBB jilid satu yang mewajibkan usaha non-esensial mempekerjakan karyawannya dari rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News