Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan ada tiga program yang bisa dilakukan agar petani bisa mewaspadai kondisi darurat pangan nasional yang saat ini tidak sedang baik-baik saja.
"1,8 juta orang tersebar di seluruh Indonesia. Mulai dari penyuluh, babinsa, poktan (kelompok kegiatan), Gapoktan, kita latih dari level bawah sampai tingkat provinsi. Ini untuk petani kita, pelatihan bukan sekadar penting tapi wajib untuk meningkatkan kapasitas para petani," ujar Dedi, saat Konferensi Pers Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume 10 Tahun 2024, Kamis, 30 Mei 2024.
Baca juga: Kondisi Pangan Global Sedang Tidak Baik-baik Saja |
Adapun tiga strategi yang dilakukan Kementan dalam meningkatkan kapasitas petani adalah sebagai berikut:
Meningkatkan luas tanam
Menurut Dedi, Indonesia harus meningkatkan luas tanam, khususnya di lahan rawa melalui optimalisasi lahan.
"Kita kerja sama dengan TNI, petani, Babinsa, poktan, mereka mendampingi petani untuk meningkatkan luas tanam dan panen untuk meningkatkan produksi," jelas Dedi.
Melakukan pompanisasi
Selanjutnya, meningkatkan produksi padi melalui pompanisasi di lahan sawah tadah hujan. Para penyuluh, TNI, hingga poktan bisa mengarahkan petani untuk bisa mengalirkan pompa dari sungai untuk mengairi sawah mereka.
Baca juga: Kementan Optimalisasi Lahan Rawa Guna Antisipasi Darurat Pangan |
Intercropping lahan
Melakukan intercropping atau memanfaatkan lahan perkebunan untuk padi gogo. Intercropping atau tumpang sari adalah pola tanam yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan serta dilakukan dalam periode yang sama dengan baris dan jarak tanam yang teratur.
"Kita harus melakukan intercropping, tumpang sisi padi gogo dilahan yang belum menghasilkan," ujar Dedi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News