Menurut survei Dentsu’s Q2 2025 APAC Consumer Mindset, masyarakat kini lebih fokus pada tiga hal utama yakni kesehatan (wellness), nilai (value), dan ketahanan (resilience). Ini menjadi sinyal kuat bagi brand untuk bergerak lebih cerdas dan berempati terhadap kebutuhan pasar.
Gen Z paling terpukul
Kondisi finansial yang menantang terutama dirasakan oleh Gen Z. Sebanyak 40 persen Gen Z Indonesia mengaku hanya bisa memenuhi sebagian kebutuhan bulanannya. Tapi menariknya, lebih dari separuh tetap yakin bahwa kondisi keuangan mereka akan membaik dalam waktu dekat.Dengan tekanan ekonomi yang cukup berat, generasi muda ini mulai membangun gaya hidup yang lebih selektif. Mereka mengutamakan belanja yang benar-benar penting, kebutuhan sehari-hari, kesehatan, dan gaya hidup yang lebih mindful.
Baca juga: IMF Naikkan Prakiraan Pertumbuhan Global |
Pengeluaran non-esensial mulai ditinggalkan
Di seluruh kawasan Asia Pasifik, pola belanja mengalami perubahan signifikan. Konsumen mulai mengurangi belanja barang mewah dan makan di luar rumah, serta beralih ke pengeluaran yang lebih esensial seperti kebutuhan bulanan dan produk kesehatan.Hal ini juga berlaku di Indonesia, di mana 62 persen masyarakat masih memandang ekonomi nasional belum pasti, namun 45 persen tetap menilai kondisi keuangan pribadi mereka baik atau sangat baik.
Ini menandakan bahwa masyarakat tidak sepenuhnya pesimis, hanya lebih berhati-hati dan sadar dalam berbelanja.
Brand wajib hadir dengan nilai
Perubahan prioritas ini menjadi peluang emas bagi para pemilik brand dan pemasar. Dalam situasi yang penuh tantangan, konsumen tidak sekadar mencari produk murah, tapi pengalaman bermakna dan solusi nyata.Laporan Dentsu memberikan 3 rekomendasi utama untuk brand:
- Tekankan nilai dan efisiensi biaya tanpa menurunkan kualitas produk atau layanan.
- Gunakan pendekatan emosional dalam komunikasi brand, agar konsumen merasa didukung di masa sulit.
- Sasar segmen yang paling tertekan secara finansial dengan kampanye yang relevan, sensitif, dan solutif.
Baca juga: Kejar Target Ekonomi 5,8 Persen, Ini Jurus Jitu Sri Mulyani Dorong Pertumbuhan 2026 |
Empati dan relevansi jadi kunci loyalitas konsumen
Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, konsumen tidak serta-merta berhenti belanja. Mereka hanya beralih ke pilihan yang lebih cerdas dan terencana.Brand yang bisa menjawab kebutuhan ini dengan pendekatan yang empatik dan fleksibel akan lebih mudah memenangkan kepercayaan.
Mereka yang bisa menunjukkan nilai dan keberpihakan pada kebutuhan konsumen akan membangun loyalitas jangka panjang, bahkan saat ekonomi kembali normal nantinya.
Seperti diketahui, laporan ini merupakan bagian dari Dentsu Consumer Navigator dan dilakukan pada 7-17 Mei 2025 di empat negara yaitu Australia, China, Indonesia, dan Thailand.
Survei ini melibatkan 700 responden berusia 18 tahun ke atas di tiap negara, memberikan gambaran kuat tentang perubahan perilaku dan prioritas konsumen Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id