Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan sejumlah langkah taktis untuk menggerakkan perekonomian, mulai dari penguatan sisi permintaan dan penawaran, percepatan investasi, hingga dorongan terhadap ekspor dan hilirisasi industri.
Jaga daya beli, dorong konsumsi lewat program prioritas
Menurut Bendahara Negara, salah satu pilar utama pertumbuhan adalah konsumsi masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus menjaga daya beli melalui pengendalian inflasi dan berbagai program sosial yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.“Kami menjaga daya beli masyarakat melalui penguatan berbagai program prioritas seperti Lumbung Pangan, Sekolah Rakyat, Koperasi Merah Putih, dan program Makan Bergizi Gratis (MBG),” ungkap Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI dilansir Antara, Jumat, 4 Juli 2025.
Baca juga: Proyeksi Ekonomi RI 2025 Dipangkas, Apa Strategi Pemerintah Menjaga Laju Pertumbuhan? |
Danantara jadi senjata tarik investasi
Untuk mendorong investasi, Sia menekankan peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai katalis sektor strategis. Ia juga menilai, keberhasilan Danantara dalam menggaet investor swasta akan menentukan keberlanjutan pembiayaan pembangunan.“Kalau investasi Danantara mampu attract swasta, maka Danantara bisa menjadi katalis. Ini adalah sesuatu yang perlu terus disampaikan. Kami telah berkomunikasi terus dengan tim Danantara,” jelasnya.
Dorong ekspor lewat hilirisasi dan diversifikasi pasar
Ekspor juga menjadi salah satu mesin pertumbuhan yang akan diperkuat. Pemerintah akan fokus pada hilirisasi komoditas seperti nikel, tembaga, dan bauksit, serta mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.Langkah lain termasuk diversifikasi produk dan perluasan pasar ekspor, demi menciptakan sumber pertumbuhan baru dari luar negeri.
Perkuat pertanian, energi, dan proyek strategis
Di sisi penawaran, pemerintah menargetkan peningkatan produktivitas sektor pertanian melalui penguatan rantai pasok dan hilirisasi. Program MBG dan biodiesel B40 diharapkan mampu memberikan nilai tambah.Sementara itu, Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti pembangunan perumahan rakyat, revitalisasi sekolah, dan pengelolaan sampah menjadi energi juga akan dikawal ketat untuk menjaga momentum pertumbuhan jangka menengah.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan yang agresif di beberapa sektor utama. Berikut rincian targetnya:
Pertanian: 5,9-6,5 persen
Manufaktur: 4,7-5,3 persen
Perdagangan: 5,1-5,7 persen
Konstruksi: 5,2-5,4 persen
Sementara dari sisi pengeluaran:
Konsumsi rumah tangga: 5,0-5,5 persen
Investasi (PMTB): 5,0-5,9 persen
Ekspor: 5,8-6,5 persen
“Kalau kita lihat, pertumbuhan ekonomi yang akan kita pacu mendekati 8 persen, maka tantangannya adalah bagaimana trajectory itu bisa ditopang secara kredibel,” tutur Menkeu.
Anggaran 2026
Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026, Sri Mulyani menyebutkan pendapatan negara: 11,71-12,22 persen dari PDB, belanja negara: 14,19-14,75 persen dari PDB, dan defisit anggaran: 2,48-2,53 persen dari PDBSemua kebijakan diarahkan untuk mendukung delapan agenda prioritas pembangunan seperti ketahanan pangan, energi, MBG, pendidikan, kesehatan, pembangunan desa, koperasi-UMKM, dan peningkatan investasi dan perdagangan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id