Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang ditetapkan sebesar 5,2 persen.
Kondisi ini tak lepas dari tekanan global yang membuat sejumlah lembaga internasional ikut menurunkan prediksi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski begitu, pemerintah tetap optimistis dan berupaya menjaga laju pertumbuhan dengan berbagai langkah strategis.
Optimisme di tengah koreksi proyeksi global
Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah masih mempertahankan outlook pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen meski tekanan global semakin nyata.Sejumlah lembaga seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksinya terhadap ekonomi Indonesia.
“Pemerintah akan mencoba melakukan berbagai langkah untuk memitigasi sehingga pertumbuhan ekonomi bisa mendekati atau tetap terjadi 5 persen,” kata Sri Mulyani, dikutip Antara, Rabu, 2 Juli 2025.
Baca juga: Bank Dunia Ramal Dekade Ekonomi Global Terburuk Sejak 60-an |
Sebagai informasi, Bank Dunia memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen untuk 2025.
IMF pun mengikuti langkah serupa, dengan memangkas prediksi dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen.
Jurus pemerintah, belanja besar di tengah ekonomi melambat
Guna menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan, pemerintah akan mengandalkan kebijakan fiskal countercyclical artinya pemerintah siap menggelontorkan belanja negara lebih besar ketika ekonomi melambat. Tujuannya menjaga momentum dan mendorong konsumsi serta investasi.Beberapa program prioritas Presiden Prabowo Subianto akan menjadi ujung tombak strategi ini, antara lain:
- Makan Bergizi Gratis (MBG)
- Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
- Koperasi Merah Putih
- Sekolah Rakyat
Program-program ini mulai digerakkan secara penuh pada semester II tahun 2025 dan diharapkan punya efek berganda (multiplier effect) terhadap ekonomi nasional.
Inflasi tetap dijaga, investasi diupayakan
Selain belanja fiskal, Sri Mulyani juga menegaskan pentingnya menjaga inflasi tetap rendah agar daya beli masyarakat tidak terganggu.Stabilitas harga diyakini menjadi pondasi utama untuk memacu konsumsi masyarakat di tengah tekanan ekonomi global.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan tetap fokus menjaga arus investasi dan ekspor agar tetap tumbuh positif meskipun lingkungan global tidak terlalu bersahabat.
Akankah target 5 persen tercapai?
Dengan segala strategi yang dipaparkan, harapan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap di angka 5 persen masih terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News