Ilustrasi ekonomi global. Foto: RBS
Ilustrasi ekonomi global. Foto: RBS

Bank Dunia Ramal Dekade Ekonomi Global Terburuk Sejak 60-an

Annisa ayu artanti • 11 Juni 2025 14:23
Jakarta: Siapa sangka, di tengah hiruk pikuk inovasi dan teknologi, ekonomi dunia justru di ambang tantangan serius? 
 
Bank Dunia baru-baru ini mengeluarkan prediksi yang cukup mengejutkan. Dunia mungkin akan menghadapi dekade pertumbuhan ekonomi global terlemah sejak tahun 1960-an! Ini bukan sekadar angka, tapi sinyal bahaya bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
 
Kabar ini tentu memicu banyak pertanyaan. Apa yang menyebabkan prediksi suram ini? Apakah ada hubungannya dengan perang dagang dan kebijakan proteksionisme? 

Mari kita selami lebih dalam laporan Bank Dunia yang mencengangkan ini dan apa dampaknya bagi kita semua.

Kilau ekonomi global meredup

Melansir BBC, Rabu, 11 Juni 2025, laporan terbaru Bank Dunia menunjukkan gambaran yang kurang optimis. 
 
Hampir dua pertiga negara di dunia mengalami penurunan proyeksi pertumbuhan, dibandingkan dengan prediksi enam bulan sebelumnya. Ini berarti perlambatan ekonomi bukan hanya terjadi di satu atau dua wilayah, melainkan fenomena global.
 
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan global hanya akan mencapai 2,3 persen pada tahun 2025, angka ini 0,4 persen lebih rendah dari perkiraan mereka di bulan Januari. Bahkan untuk tahun 2027, proyeksi pertumbuhan hanya di angka 2,6 persen. 
 
Negara-negara maju seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat termasuk dalam daftar yang proyeksi pertumbuhannya dipangkas.
 
Baca juga: Ekonomi Dunia Terancam Melambat! Perang Tarif AS Picu Revisi Proyeksi IMF

Efek domino tarif trump

Salah satu faktor utama yang disorot Bank Dunia adalah dampak kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. 
 
Proyeksi Bank Dunia pada Januari lalu memang dibuat sebelum Donald Trump menjabat. Namun, sejak saat itu, kebijakan tarif universal 10 persen untuk semua impor ke AS, ditambah tarif lebih tinggi untuk baja dan aluminium, telah mengguncang pasar keuangan global pada awal April.
 
Meskipun sebuah putusan perdagangan sempat menyatakan sebagian besar tarif global AS ilegal pada Mei, administrasi Trump memenangkan banding untuk mempertahankan tarif tersebut.
 
Bank Dunia bahkan secara spesifik menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk Amerika Serikat pada tahun 2025 dan 2026. Hal ini disebabkan oleh ketegangan perdagangan yang meningkat mengguncang kepercayaan investor serta konsumsi swasta.
 
Namun, menariknya, Bank Dunia tidak menurunkan proyeksi untuk Tiongkok, pesaing utama AS. 
Menurut Bank D, Tiongkok memiliki stabilitas keuangan yang cukup untuk menghadapi ketidakpastian politik global.

Ancaman ketidakpastian dan inflasi 

Laporan Bank Dunia juga menegaskan bahwa kondisi ekonomi global kini jauh lebih menantang.
 
“Dengan latar belakang ketidakpastian kebijakan yang meningkat dan meningkatnya hambatan perdagangan, konteks ekonomi global telah menjadi lebih menantang,” kata laporan itu.
 
Mereka menambahkan bahwa ketidakpastian kebijakan yang merusak sentimen akan semakin meningkat karena potensi 'perubahan cepat' dalam langkah-langkah pembatasan perdagangan oleh negara-negara.
 
Bank Dunia juga memperingatkan bahwa pertumbuhan bisa semakin terpangkas jika AS menaikkan tarif, dan risiko inflasi yang meningkat juga menjadi perhatian. 
 
Tarif dapat menyebabkan perdagangan global macet pada paruh kedua tahun ini, disertai dengan penurunan kepercayaan yang meluas, ketidakpastian yang meningkat, dan gejolak di pasar keuangan

Bukan resesi, tapi tetap waspada!

Meski gambaran yang disajikan cukup suram, ada secercah harapan. Laporan Bank Dunia tidak memprediksi resesi global, dengan mengatakan peluang terjadinya resesi kurang dari 10 persen. Ini melegakan, namun bukan berarti kita bisa lengah.
 
Prediksi ini juga sejalan dengan laporan dari OECD yang juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. 
 
Pertumbuhan global kini diperkirakan melambat menjadi "moderat" 2,9 persen, turun dari perkiraan sebelumnya 3,1 persen.
 
Di tengah semua prediksi ini, putaran baru pembicaraan untuk menyelesaikan perang dagang antara AS dan Tiongkok terus berlangsung. Semoga saja ada titik terang yang bisa membawa angin segar bagi perekonomian dunia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan