Sertifikasi HAKI
Selain itu, dalam menjalankan bisnis, Asih juga pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk salah satu produknya. Walhasil, produk tersebut banyak ditiru."HAKI keluarnya lama banget. Saya menunggu sampai lima atau enam tahun. Semoga kedepannya tidak terlalu lama dan jangan berbelit-belit," ucapnya.
Namun dengan kegigihan dan semangat tahan banting, usaha yang dijalankan Asih terus berkembang. Saat ini ia sudah memiliki karyawan sebanyak 25 orang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kini, dia pun tak hanya menyediakan kebutuhan souvenir dan tas kulit. Mengutip ungkapan 'Palugada (Apa Lu Cari Gue Ada)' bisnis konveksi Asih terus berkembang. Ia bisa menyediakan jenis barang yang bisa diminta dari kegiatan jahit-menjahit.
Pada awal pandemi ketika banyak rumah sakit membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD), ia pun bisa menyediakan APD dan masker untuk kebutuhan penanganan covid-19.
"Dari Pemda itu ngajak kerja sama buat baju hazmat dan masker. Pesanan waktu itu sampai 15 ribu set. Kemudian dari Pertamina 5.000, dari Wisma Atlet juga ada," pungkasnya.
(DEV)