"Berdasarkan informasi yang kita dapatkan dari pemerintah, subsidi Pertalite hanya 20 persen dinikmati oleh kelompok masyarakat miskin. Sedangkan solar hanya dinikmati sekitar 5 persen dari kelompok masyarakat miskin dari total pengguna subsidi. Artinya, memang tidak tepat sasaran subsidi selama ini," kata Rosdiana.
Di sisi lain, anggaran negara untuk subsidi BBM selalu melonjak. Data Kementerian Keuangan menyebut kenaikan subsidi dan kompensasi untuk BBM menjadi Rp502,4 triliun. Sejak 2018 hingga 2022 subsidi melonjak dari Rp130-Rp140 triliun menjadi Rp208 triliun atau naik Rp79,9 triliun.
"Mungkin ini momen rasionalisasi harga karena ada pengurangan subsidi, supaya yang mendapat subsidi benar-benar mereka yang membutuhkan," ujar Rosdiana.
Siapkan bantalan sosial
Di sisi lain, pemerintah menyiapkan bantalan sosial tambahan Rp24,17 triliun untuk mencegah dampak penyesuaian harga BBM terhadap masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah. Bantalan sosial yang akan segera pemerintah salurkan adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Subsidi Upah (BSU).Pemerintah pusat juga meminta pemerintah daerah menyiapkan sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU), yaitu DAU (Dana Alokasi Umum) dan DBH (Dana Bagi Hasil), untuk pemberian subsidi di sektor transportasi.
"Harapan kita, kalau ini dilakukan pemerintah daerah secara menyeluruh, dalam jangka pendek kenaikan harga BBM tidak akan menambah economic shock, terutama bagi kelompok menengah ke bawah," ujar dia.
Rosdiana mengatakan penyesuaian harga BBM bisa memicu inflasi. Harga-harga akan naik. Masyarakat menengah ke bawah akan terdampak. Namun, kebijakan bantalan sosial bisa menjaga daya beli masyarakat, setidaknya dalam jangka pendek.
Baca: Masyarakat Kena Prank, Presiden: Harga Pertalite Masih Dihitung
"Ada buffer yang dikeluarkan pemerintah, sebagai skenario untuk terhantamnya daya beli masyarakat karena ada pengurangan subsidi ini. Pemerintah sudah menganggarkan subsidi yang cukup besar sebagai kompensasi kenaikan harga BBM."
"Berbagai skenario sudah dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi supaya masyarakat menengah ke bawah hingga masyarakat prasejahtera tidak terkena dampak cukup parah," katanya.
Antre BBM subsidi
Di Pandeglang, Banten, puluhan kendaraan mengantre panjang untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Antrean itu tampak di SPBU Jalan Kadubanen, Kelurahan Kabayan, Kabupaten Pandeglang, Kamis, 1 September 2022 siang.Iwan, sopir angkot, mengaku terpaksa menghabiskan waktu untuk antre karena sehari sebelumnya semat kehabisan. "Kemarin ke sini nggak kebagian saya,” kata dia dalam program Newsline di Metro TV.
Para pengendara khawatir harga BBM bersubsidi akan naik dan berimbas pada harga bahan pokok di pasaran. Iwan berharap harga BBM bersubsidi tidak dinakkan. "Misalkan (harga) BBM naik, pasti sembako ikut naik,” kata dia.
Baca: Alihkan Subsidi BBM ke Sektor yang Menyentuh Masyarakat
Per hari ini, harga BBM masih tidak mengalami penaikan. Harga Pertalite masih di Rp7.650 pers liter, Solar Rp5.150 per liter, dan Pertamax Rp12.500 per liter.
BBM nonsubsidi jenis Pertamina Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex jusru mengalami penurunan harga. Harga Pertamina Turbo Rp15.900 per liter, Dexlite Rp17.100 per liter, dan Pertamina Dex Rp17.400 per liter. (Tamara Pramesti Adha Cahyani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News