Ilustrasi. Foto: Freepik
Ilustrasi. Foto: Freepik

Lagi 'Ngetren', Apa Dampak Gig Economy?

Medcom • 24 September 2024 17:00
Jakarta: Belakangan ini, istilah gig economy semakin populer di berbagai kalangan, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi.
 
Fenomena ini menggambarkan tren baru di dunia kerja, dab individu bekerja secara independen dengan proyek jangka pendek atau sebagai freelancer.
 
Gig economy menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, namun tak sedikit yang mempertanyakan dampaknya terhadap stabilitas dan kesejahteraan pekerja.
 
Lantas, apa saja dampak dari tren yang tengah berkembang pesat ini? 

Apa yang dimaksud dengan gig economy?

Melansir Ruang Menyala dan Scholar Harvard, kata "gig" berasal dari dunia hiburan, yang merujuk pada pertunjukan sementara. Dalam konteks ekonomi, istilah ini menggambarkan pekerjaan dengan durasi tertentu.
 
Jadi, gig economy merupakan sebuah model pasar tenaga kerja yang fleksibel, dan perusahaan merekrut pekerja independen untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam periode waktu terbatas.
 
Beberapa contoh peran yang termasuk dalam gig economy adalah freelancer, kontraktor mandiri, serta pekerja proyek jangka pendek.
 
Baca juga: Mengenal Apa Itu Gig Economy dan Gig Worker

Siapa saja aktor-aktor yang terlibat dalam gig economy? 

Gig economy merupakan tren yang tengah berkembang pesat di berbagai sektor industri. Fenomena ini secara otomatis melibatkan sejumlah pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
 
Beberapa aktor utama yang berperan dalam gig economy antara lain sebagai berikut:
 
Pekerja
 
Pekerja dalam gig economy dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yakni mereka yang menyediakan jasa dan mereka yang menawarkan barang.
 
Kelompok penyedia jasa mencakup profesi seperti pengantar barang, sopir, buruh, dan sebagainya. Sementara itu, penyedia barang terdiri dari individu seperti pengrajin, artis, penjahit, dan lainnya yang menjual hasil karyanya.
 
Pengguna layanan/konsumen
 
Dalam setiap aktivitas ekonomi, termasuk gig economy, pengguna layanan selalu menjadi bagian penting. Mereka adalah pihak yang memanfaatkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh para penyedia dalam ekosistem ini.
 
Perusahaan
 
Perusahaan, khususnya penyedia layanan digital, adalah pemeran utama dalam gig economy. Perusahaan yang mengadopsi model gig economy umumnya menerapkan sistem kerja yang lebih fleksibel, memungkinkan pembayaran secara online, serta memfasilitasi transaksi langsung antara penyedia dan pengguna layanan. 

Ragam Pekerjaan dalam Gig Economy

Gig economy telah mengalami pertumbuhan yang signifikan di seluruh dunia dan mencakup berbagai bidang pekerjaan. Berikut adalah beberapa jenis pekerjaan yang banyak dicari dalam gig economy:
  1. Penulisan (content writer, copywriter, technical writer)
  2. Teknologi Informasi (network analyst, security engineer)
  3. Administrasi (virtual assistant, data entry)
  4. Akuntansi (akuntan, accounting assistant)
  5. Desain (graphic designer, illustrator)
  6. Pengembangan Perangkat Lunak (UI/UX designer, DevOps engineer)
  7. Pendidikan (tutor, guru, dosen)
  8. Manajemen Proyek (project manager, office manager)
  9. Pemasaran (digital marketer, performance marketer, content creator
Baca juga: Mengenal Apa Itu Outsourcing, Aturan, dan Contohnya

Apa dampak gig economy? 

Gig economy membawa berbagai dampak positif maupun negatif bagi para pelakunya, baik pekerja maupun perusahaan. Berikut beberapa dampak positif maupun negatif dari gig economy: 

Dampak Positif

Gig economy memberikan berbagai keuntungan bagi pekerja maupun perusahaan yang terlibat. Berikut adalah beberapa dampak positif dari gig economy:
 
Fleksibilitas Waktu Kerja
 
Dalam pekerjaan konvensional, pekerja harus mengikuti jam kerja yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Namun, dalam gig economy, pekerja memiliki kebebasan waktu untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat yang disepakati. Mereka bisa bekerja kapan dan di mana saja selama pekerjaan selesai tepat waktu.
 
Peluang Penghasilan yang Lebih Besar
 
Gig economy memberikan kesempatan bagi pekerja untuk memperoleh penghasilan tanpa batas, tergantung pada jumlah pekerjaan yang diambil. Berbeda dengan pekerjaan konvensional yang memberikan gaji tetap, pekerja di gig economy bisa mendapatkan lebih banyak jika menyelesaikan lebih banyak proyek.
 
Beragam Pilihan Pekerjaan
 
Gig economy menawarkan berbagai pekerjaan bagi mereka yang memiliki berbagai keterampilan. Pekerja dapat memilih proyek sesuai minat dan bernegosiasi tentang tarif, sesuatu yang jarang terjadi dalam pekerjaan konvensional dengan gaji yang sudah ditetapkan. 

Dampak Negatif

Meski gig economy menawarkan banyak keuntungan, bagi sebagian pekerja, sistem ini memiliki beberapa kelemahan.
 
Tidak Ada Fasilitas Tambahan
 
Sebagai pekerja lepas, kamu tidak terikat pada perusahaan, sehingga tidak mendapatkan fasilitas seperti asuransi kesehatan, tunjangan, atau bonus tahunan yang biasanya diberikan kepada karyawan tetap.
 
Tanggung Jawab Pajak Sendiri
 
Berbeda dengan karyawan tetap yang pajaknya sebagian ditanggung perusahaan, pekerja lepas harus mengurus dan membayar pajaknya sendiri, sehingga seluruh kewajiban tersebut dibebankan pada penghasilan pribadi.
 
Pendapatan yang Tidak Stabil
 
Meski ada peluang penghasilan besar, gig economy tidak menjamin pendapatan yang stabil setiap bulannya. Penghasilan bisa berubah-ubah tergantung permintaan terhadap keahlianmu, sehingga penting untuk terus mengasah keterampilan agar tetap kompetitif.
 
Untuk mendapatkan pekerjaan di gig economy, pekerja tidak hanya menyediakan waktu dan tenaga, tetapi juga menanggung risiko dengan menggunakan modal mereka sendiri.
 
Berbeda dengan ekonomi tradisional di mana perusahaan menyediakan modal, dalam gig economy, perusahaan bertindak sebagai "aset ringan," hanya menghubungkan penyedia dan konsumen.
 
Contoh pekerjaan ini adalah Uber dan TaskRabbit, dimana pekerja lepas seperti pengemudi Uber menanggung risiko finansial, seperti utang untuk mobil mereka, tanpa jaminan pendapatan stabil.
 
Platform berupaya mengklasifikasikan pekerja sebagai kontraktor independen untuk menghindari kewajiban karyawan, meski pekerja memiliki keterbatasan dalam mengendalikan aset mereka sendiri. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana melindungi pekerja di era gig economy.
 
Baca juga: Jadi Ancaman Pekerja Indonesia, Jokowi Minta Waspadai Tren Gig Economy

Strategi Sukses di Era Gig Economy 

Memilih terjun ke gig economy berarti siap menghadapi berbagai konsekuensi, baik positif maupun negatif. Kamu perlu siap beradaptasi dengan perubahan yang akan datang.
 
Kelola Waktu dengan Baik
 
Tantangan utama dalam gig economy adalah mengatur waktu antara berbagai pekerjaan. Sebelum menerima proyek baru, pastikan waktu dan kemampuanmu cukup untuk menyelesaikannya dengan baik.
 
Bangun Personal Branding
 
Sebagai pekerja lepas, personal branding penting untuk membuatmu menonjol. Branding yang kuat dapat meningkatkan nilai dan daya tarikmu di mata klien.
 
Tingkatkan Keterampilan
 
Dengan banyaknya profesi dalam gig economy, penting untuk terus mengasah keterampilan agar bisa beradaptasi dan mendapatkan lebih banyak proyek.
 
Gig economy semakin populer dan mengubah cara kita bekerja. Meskipun menawarkan fleksibilitas dan peluang penghasilan yang lebih besar, ada juga tantangan seperti ketidakpastian pendapatan dan kurangnya fasilitas bagi pekerja.
 
Agar sukses dalam gig economy, penting untuk mengatur waktu dengan baik, membangun citra diri yang kuat, dan terus mengasah keterampilan. Dengan persiapan yang tepat, pekerja dapat memanfaatkan semua keuntungan yang ditawarkan oleh gig economy sambil mengatasi risikonya. (Nanda Sabrina Khumairoh)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan