Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan gig economy dan siapa saja yang disebut gig worker?
Berikut adalah pembahasan artikel ini lebih dalam mengenai definisi, contoh pekerjaan, serta kelebihan dan kekurangan dari gig economy, yang dikutip dari laman Koin Works.
Apa itu Gig Economy?
Gig economy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem pasar tenaga kerja yang bersifat sementara atau kontrak jangka pendek, di mana pekerja menjalankan tugas atau pekerjaan dalam periode yang singkat dan independen.Menurut BBC, gig economy adalah kumpulan tenaga kerja yang bekerja dengan sistem kontrak jangka pendek atau sebagai freelancer.
Hal ini berbeda dengan konsep bekerja dalam lingkungan konvensional yang biasanya bersifat permanen dengan jam kerja yang tetap.
Investopedia menambahkan gig economy adalah kondisi pekerja bekerja secara paruh waktu, dengan posisi kerja yang bersifat sementara atau independen.
Dalam konteks gig economy, pekerja tidak terikat oleh aturan kerja yang kaku seperti bekerja dari pagi hingga sore dengan gaji bulanan tetap.
Sebaliknya, mereka bekerja dengan waktu fleksibel dan umumnya berbasis proyek atau tugas tertentu.
Di era digital saat ini, gig economy semakin berkembang pesat karena internet memudahkan interaksi antara penyedia jasa dan pencari jasa tanpa batasan jarak.
Sistem ini menawarkan solusi yang lebih efisien bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, di mana mereka tidak perlu lagi terbatas oleh jarak geografis dalam mencari pekerja yang kompeten.
| Baca juga: 46% Perusahaan Kesulitan Cari Calon Karyawan |
Apa itu Gig Worker?
Gig worker adalah mereka yang bekerja dalam ekosistem gig economy. Contohnya mencakup berbagai profesi seperti penulis lepas, desainer grafis, pengemudi online, hingga pekerja di bidang teknologi informasi seperti pengembang perangkat lunak dan analis data.Para gig worker ini tidak bekerja di bawah satu perusahaan dengan aturan yang tetap, melainkan mengandalkan kontrak kerja jangka pendek atau berbasis proyek.
Beberapa contoh pekerjaan yang umum dalam gig economy antara lain:
- Penulisan: Copywriter, content writer, jurnalis lepas.
- Kreatif: Seniman, desainer grafis, content creator.
- Administrasi: Asisten virtual, project manager lepas.
- IT: Data scientist, network analyst, pengembang perangkat lunak.
- Jasa: Pengemudi online, pengantar makanan, pekerja rumah tangga.
Manfaat dan Risiko Gig Economy
Bagi para pekerja, gig economy menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan pekerjaan konvensional.Gig worker dapat bekerja dari mana saja dan kapan saja, serta memiliki kebebasan untuk memilih proyek yang ingin mereka kerjakan.
Hal ini juga memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan lebih baik.
Namun, ada juga beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Para gig worker tidak mendapatkan jaminan pendapatan yang stabil seperti pekerja kantoran.
Mereka harus aktif mencari proyek baru untuk mendapatkan penghasilan. Selain itu, mereka juga tidak mendapatkan manfaat seperti asuransi kesehatan dan jaminan sosial yang biasanya diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tetap.
Bagi perusahaan, gig economy menawarkan manfaat berupa efisiensi biaya dan fleksibilitas dalam menyelesaikan proyek-proyek tertentu. Namun, tantangannya adalah memastikan kualitas dan konsistensi hasil kerja dari para gig worker yang berbeda-beda.
Gig economy dan gig worker telah menjadi bagian penting dari transformasi pasar tenaga kerja di era digital. Fleksibilitas dan berbagai peluang baru yang ditawarkan menjadikan gig economy pilihan menarik bagi banyak orang.
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan risiko dan tantangan yang ada. Bagi mereka yang tertarik untuk terjun ke dunia gig economy, mengasah keterampilan dan memahami dinamika pasar adalah langkah penting untuk sukses. (Zein Zahiratul Fauziyyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News