Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas ekonomi global khususnya di Kawasan Eropa dan AS.
Penetapan ICP Juni 2023 sebesar USD69,36 per barel, tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 241.K/MG.03/DJM/2023 tentang Harga Minyak Mentah Juni 2023 pada 3 Juli 2023.
Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam Executive Summary menyampaikan, harga rata-rata minyak mentah utama pada Juni 2023 mengalami penurunan dibandingkan Mei 2023.
"Beberapa faktor yang memengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar Internasional, antara lain kekhawatiran pasar atas kondisi ekonomi global khususnya di Kawasan Eropa dan AS," jelas tim tersebut, dilansir dari laman Ditjen Migas, Jumat, 7 Juli 2023.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Masih Tertekan |
Kekhawatiran pasar tersebut, disebabkan oleh S&P Global mengumumkan Purchasing Managers Index (PMI) AS turun ke angka 46,3 pada awal Juni 2023, yang merupakan level terendah dalam enam bulan terakhir.
Sementara itu, PMI komposit Eropa juga tergelincir ke level terendah selama lima bulan terakhir, di angka 50,3 pada awal Juni 2023.
Bank of England juga mengumumkan kenaikan suku bunga utama sebesar 0,5 persen, menjadi lima persen, disusul oleh The European Central Bank serta bank-bank sentral di Swiss dan Norwegia juga memutuskan untuk menaikan suku bunga utama.
"Hal ini memicu likuidasi dana dan produsen energi bergerak ke mentalitas hedging," katanya.
Di samping itu, potensi US FOMC kembali meningkatkan Fed Rate, sehubungan dengan upaya Bank Sentral AS dalam kisaran satu tahun terakhir melalui peningkatan Fed Rate hingga lima persen untuk menurunkan inflasi menjadi dua persen.
Departemen Tenaga Kerja AS juga menyampaikan jumlah klaim pengangguran AS meningkat lebih dari yang diharapkan, dan mencapai level tertinggi sejak Oktober 2021.
“Berdasarkan Laporan Mingguan EIA, terdapat peningkatan stok Amerika Serikat pada Juni 2023 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu gasoline naik sebesar 5,9 juta bbls menjadi 222 juta bbls, dan distillate naik sebesar 7,7 juta bbls menjadi 114,4 juta bbls," jelasnya.
Baca juga: The Fed Masih akan Pertahankan Suku Bunga |
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Juni 2023 adalah IEA menyampaikan, peningkatan stok minyak mentah global sebesar 10 juta bbls sehubungan dengan peningkatan stok minyak mentah dari negara OECD sebesar 27 juta bbls.
Selain itu, terkait pasokan minyak mentah dunia IEA menyampaikan, total pasokan minyak mentah diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi sebesar 101,3 juta bpd di 2023 dan 102,3 juta bpd di 2024. Hal ini disebabkan peningkatan pasokan minyak mentah dari negara-negara Non-OPEC sebesar 1,9 juta bpd di 2023 dan 1,2 juta bpd di 2024.
Ekspektasi dimulainya kembali ekspor minyak mentah Iran, yang dapat menyebabkan terganggunya fundamental permintaan/penawaran, disebabkan kemajuan kesepakatan nuklir AS dan Iran.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh crude throughput Tiongkok, yang merupakan konsumen minyak mentah terbesar di dunia, tergelincir 1,9 persen pada Mei 2023 menjadi 14,66 juta bpd.
Selain itu, People’s Bank of China menurunkan suku bunga pinjaman acuan, namun lebih rendah dari ekspektasi masyarakat, sehingga memengaruhi asumsi pasar pemulihan ekonomi Tiongkok terhambat.
"Terdapat penurunan crude throughput Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang di Juni 2023, dibandingkan Mei 2023," imbuhnya.
Berikut perkembangan harga minyak mentah Juni 2023 dibandingkan Mei 2023:
- Dated Brent turun sebesar USD0,85 per bbl dari USD75,55 per bbl menjadi USD74,70 per bbl.
- WTI (Nymex) turun sebesar USD1,35 per bbl dari USD71,62 per bbl menjadi USD70,27 per bbl.
- Brent (ICE) turun sebesar USD0,71 per bbl dari USD75,69 per bbl menjadi USD74,98 per bbl.
- Basket OPEC turun sebesar USD0,79 per bbl dari USD75,94 per bbl menjadi USD75,15 per bbl.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News