Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan pihaknya menerapkan berbagai strategi agar selamat melewati pandemi. William pun membagi tiga periode bisnis di era pandemi ini, yaitu periode response, periode recovery, dan periode restorasi.
Dalam periode pertama, MRT menerapkan tiga prinsip, yaitu perlindungan karyawan, keandalan pelayanan dan operasi serta efisiensi anggaran dan arus kas.
Meskipun menghadapi kesulitan, namun MRT tetap memberikan perlindungan kepada karyawan, baik berupa penghasilan atau gaji maupun kesehatan. Pihak MRT juga tetap mengoptimalkan pelayanan dan operasional demi kepuasan masyarakat pengguna MRT.
"Selain itu, kami juga sangat peduli dengan efisiensi dalam mengelola anggaran untuk menjaga arus kas agar tetap sehat," ujar William, di hadapan Forum Jurnalis MRT, Rabu, 30 September 2020.
Selanjutnya untuk periode kedua (periode recovery), pihaknya melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis (seperti konstruksi, operasi, dan pengembangan bisnis), serta menerapkan business beyond normal.
"Dalam periode ini termasuk memanfaatkan media sosial MRT untuk media promosi mitra sponsor. Kami juga menggunakan aplikasi MRT di smartphone untuk media iklan," ungkap William.
Langkah lainnya yakni memberikan pelatihan dan pengembangan secara online kepada UMKM dan startup, bekerja sama dengan mitra untuk menjadi perantara dalam pengiriman barang dan dokumen, serta penyediaan vending machine berbasis IT untuk menjual berbagai hal.
MRT juga menyediakan loker penitipan untuk jual beli dan lainnya serta menyediakan co-working space yang dilengkapi ruang video conference. Menurut William, co-working space ini dilengkapi jaringan internet berkecepatan tinggi, LCD TV, tablet, white board dan color marker, serta berbagai peralatan untuk dokumentasi dan disain bagi pihak yang berniat menggelar event online.
"Bahkan kami juga siap menyediakan snack dan minuman sehingga bisa dimanfaatkan untuk menggelar webinar yang sedang menjadi tren saat ini," ungkap William.
Tidak sampai di situ, MRT juga siap bekerja sama dengan sejumlah UMKM, baik yang bergerak di bidang makanan-minuman (kuliner), handycrafts, dan fesyen. Bahkan William sudah berancang-ancang untuk bekerja sama dengan 10 startup yang dikemas dalam program MRTJ Accelerator Program (MRTJ Accel).
"Kami juga akan mengoptimalkan sarana yang kami miliki untuk dijadikan sarana promosi media luar ruang," jelas William.
Rencana lainnya adalah menggandeng perbankan untuk menjadi partner dalam sistem pembayaran secara digital melalui perangkat mobile phone. Rencananya ada dua paket yang ditawarkan, yaitu QR payment dan contactless payment.
"Paket QR payment menawarkan perbankan untuk menjual paket Gold (Rp15 miliar) dan Silver (Rp10 miliar) kepada mitra baru dari kategori perbankan dengan proyeksi pendapatan Rp30 miliar. Mitra yang potensial adalah bank yang sudah memiliki sistem perbankan digital (mobile) yang baik, seperti BCA, Niaga, dan BTPN," tutur William.
Selanjutnya, paket contactless payment membuka diskusi dengan beberapa mitra potensial dari perbankan yang sudah menggunakan contactless transaction melalui kartu kredit. "Untuk hal ini kemungkinan kami akan bekerja sama dengan sistem pembayaran Visa, Master, dan JCB," ucapnya.
Di luar itu, berbekal Pergub Nomor 15/2020, MRT siap menjadi pengelola Kawasan Berorientasi Transit Koridor Utara Selatan MRT Jakarta, yang mencakup Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M-Sisingamangaraja, Istora-Senayan, dan Dukuh Atas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News