Presiden Amerika Serikat Joe Biden. FOTO: AFP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. FOTO: AFP

Paket Fantastis Rp27 Ribu Triliun

Angga Bratadharma • 17 Maret 2021 11:12

Terlepas dari itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memandang para investor saham tidak perlu khawatir dengan terus melonjaknya imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun. Selama bank sentral AS belum merespons dengan menaikkan suku bunga acuan maka efek lonjakan obligasi tersebut tak akan signifikan terhadap pasar saham.
 
Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina tak menampik imbal hasil obligasi Pemerintah AS beberapa pekan ini terus naik dan menjadi fokus utama para investor saham. Pasalnya, kenaikan imbal hasil tersebut memunculkan spekulasi apakah bank sentral AS melakukan tapering atau tidak.

 
Tapering adalah langkah pengurangan gradual bank sentral terhadap tindakan-tindakan yang diterapkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tapering dilaksanakan ketika para pembuat kebijakan di bank sentral meyakini bahwa ekonomi sudah pulih dan tak lagi memerlukan stimulus.
 
"Pelaku pasar takut nanti apakah akan terjadi tapering oleh bank sentral AS atau tidak dan keluarnya dana asing. Kenaikan US Treasury ini menjadi fokus para pelaku pasar," kata Martha.

Namun, Martha menekankan, selama bank sentral AS yakni Federal Reserve tidak menaikkan suku bunga acuan maka tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Ia memandang the Fed belum akan menaikkan suku bunga acuan karena target inflasi dua persen di AS belum tercapai dan masih ada perbaikan yang harus dilakukan pemerintah.
 
"Pemerintah AS sendiri masih memberikan stimulus tambahan. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS belum stabil atau belum sesuai seperti yang mereka inginkan. Jadi kita lihat tidak perlu khawatir berlebihan (dengan imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10 tahun yang terus naik)," ucapnya.
 
Tekanan inflasi
 
Sebelumnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperkirakan beberapa tekanan inflasi bakal terjadi di waktu mendatang. Akan tetapi kemungkinan tidak akan cukup untuk memacu bank sentral Amerika Serikat untuk mulai menaikkan suku bunga acuan.
 
"Kami memperkirakan ketika ekonomi dibuka kembali dan mudah-mudahan meningkat, kami akan melihat inflasi bergerak naik melalui efek dasar. Itu bisa menciptakan tekanan ke atas pada harga," kata Powell.
 
Pasar saham bereaksi negatif terhadap komentar Powell, dengan saham merosot dan imbal hasil obligasi AS melonjak. Beberapa investor dan ekonom telah mencari petunjuk dari komentar Powell untuk mengatasi lonjakan imbal hasil obligasi AS baru-baru ini, dengan harapan ada penyesuaian program pembelian aset oleh the Fed.
 
The Fed saat ini membeli obligasi AS dan sekuritas berbasis mortgage sebesar USD120 miliar sebulan. Obrolan pasar baru-baru ini berputar di sekitar bank sentral AS yang berpotensi menerapkan versi baru 'Operation Twist', dengan menjual obligasi berjangka pendek dan membeli obligasi berjangka lebih panjang.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan