Virus korona atau disebut covid-19 mulai mewabah di Kota Wuhan, Tiongkok di awal tahun. Virus tersebut mau tidak mau membuat liburan Tahun Baru Imlek 2020 menjadi suram di Tiongkok. Kondisi ini diperparah ketika otoritas terkait meminta agar pabrik yang beroperasi di Wuhan dan beberapa kota yang terinfeksi korona menghentikan aktivitas.
Lantaran virus korona sifatnya masif 'menginfeksi' ekonomi Tiongkok, sejumlah analis dan ekonom pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi dari Tirai Bambu akan melambat. Jika kondisi itu terjadi dan penurunannya lebih dalam, bukan tidak mungkin akan memukul perekonomian dunia. Hal ini terasa berat, karena Tiongkok merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Tidak salah jika Dana Moneter Internasional (IMF) menekan bel peringatan. IMF melihat virus korona yang mematikan dapat membahayakan pemulihan ekonomi global yang sudah rapuh. Peringatan itu muncul ketika para kepala keuangan G20 menyuarakan keprihatinan nyata atas efeknya terhadap ekonomi.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva berpandangan pertumbuhan ekonomi global siap untuk rebound secara moderat ke level 3,3 persen di tahun ini atau naik dari posisi 2,9 persen pada tahun lalu. Tetapi pemulihan yang diproyeksikan itu rapuh, dia memperingatkan di tengah kekhawatiran global atas meningkatnya kasus virus korona di beberapa negara.

"Virus korona yang merupakan darurat kesehatan global telah mengganggu aktivitas ekonomi di Tiongkok dan dapat membahayakan pemulihan (ekonomi global)," kata Georgieva, beberapa waktu lalu.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji sempat mengatakan penyebaran covid-19 secara agresif telah memberikan dampak sistemik bagi pasar saham. Hal ini berpotensi mengancam kinerja pertumbuhan ekonomi global. Namun, tambahnya, ada hal positif yang bisa diambil dari mewabahnya virus korona.
"Hikmahnya ialah bahwa para pelaku pasar bisa mendapatkan harga saham yang terdiskon, murah, dan atraktif. Apalagi masih terdapat emiten-emiten yang memiliki kinerja fundamental positif," ungkap Nafan Aji, ketika dihubungi Medcom.id, di Jakarta, Jumat, 6 Maret 2020.
Sedangkan JPMorgan Chase memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan negatif sebanyak empat persen untuk kuartal pertama 2020, karena wabah virus korona membuat banyak aktivitas ekonomi Tiongkok terhenti. Adapun keputusan untuk menghentikan aktivitas tersebut dengan harapan dapat menekan penyebaran virus.
Baca: Cegah Virus Korona, Jalur Tawaf dan Sai Ditutup Arab Saudi
Meski demikian, ia meyakini ekonomi Tiongkok akan bangkit kembali dari imbas negatif virus korona dan tumbuh 15 persen pada kuartal kedua 2020 berdasarkan kuartal ke kuartal (qtq). Tidak ditampik, sejak munculnya virus korona, ekonomi Tiongkok mengalami tekanan cukup dalam.
"Ini bukan hanya melihat hal-hal yang masih tertekan. Itu melihat di mana bagian bawahnya dan apakah kita mulai bergerak ke atas?" demikian berdasarkan analisa JPMorgan Chase.
Untuk Indonesia, efek negatif virus korona tidak ditampik mulai terlihat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), misalnya, terpukul usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terpapar virus korona. Usai pernyataan Jokowi, IHSG perdagangan Senin sore, 2 Maret 2020 tumbang 174 poin ke level 5.361.
Meski demikian, bukan berarti para investor harus panik terkait kondisi tersebut. "Pasar saham ada up and down. Poin saya adalah ketika market turun, tidak ada alasan untuk panik," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, saat ditemui Medcom, dalam sebuah workshop, di Sentul, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Budi berpandangan pasar saham yang sedang turun sekarang ini tidak serta merta terus menurun. Dirinya menilai akan ada waktunya pasar saham kembali naik. Dengan kata lain, tidak ada alasan bagi investor untuk panik, termasuk pemegang polis asuransi ketika berinvestasi di perusahaan asuransi jiwa yang erat kaitannya dengan gerak pasar saham.
"Nasabah saya rasa beli asuransi bukan untuk setahun. Poin saya adalah ketika market turun, apakah (menyarankan pemegang polis asuransi) harus beli, jual, tambah, atau diinvestasikan di tempat lain? Saya tidak tahu. Tapi tidak ada alasan untuk panik," ucapnya.
Masyarakat Jangan Panik
Terlepas dari itu, sikap tenang dan panik sangat diperlukan dari masyarakat. Sangat disayangkan aksi masyarakat yang memborong stok pangan usai Presiden Jokowi mengumumkan ada dua WNI yang terinfeksi virus korona. Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) pun mengimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying.
"Hippindo mengimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying dan membeli kebutuhan secukupnya saja," kata Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah, merespons aksi masyarakat yang memborong stok pangan usai pengumuman ada dua WNI yang terinfeki virus korona.
Budihardjo menegaskan seluruh pengusaha ritel telah berkoordinasi dengan para distributor dan produsen untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Artinya sikap panik malah akan membuat masalah baru bermunculan. Ia meyakinkan persediaan barang pada gerai anggota Hippindo cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Dan kami telah berkoordinasi dengan asosiasi produsen dan supplier distributor untuk memastikan persediaan guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat," tuturnya.
Baca: Korban Tewas Akibat Virus Korona di Italia Bertambah Jadi 148
Anggota Dewan Penasihat Hippindo Tutum Ruhanta menambahkan masyarakat yang panik berbelanja bakal turut memunculkan oknum yang menaikkan harga seenaknya. Padahal, barang yang diinginkan masyarakat jumlahnya masih tersedia banyak.
"Malah membuat kepanikan yang merugikan semua para spekulan juga nanti bisa ikut bermain, makanya diimbau untuk tidak panic buying," tegasnya.
Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey juga angkat bicara mengenai aksi borong masyarakat terhadap stok makanan. Ia meminta masyarakat tetap tenang menyikapi kabar penyebaran virus korona di Indonesia. Aktivitas berbelanja kebutuhan pokok bisa dilakukan dengan normal.
"Saya berharap dan mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan panic buying akibat fobia, untuk berbelanja kebutuhan-kebutuhannya di toko ritel modern," kata Roy.
Dalam konteks ini, Roy menegaskan, anggota peritel Aprindo yang merupakan toko modern selalu siap untuk hadir dan cukup dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun non-pangan bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Kepanikan masyarakat ini malah membuat oknum memanfaatkan momentum untuk menaikkan harga.
"Dikarenakan tindakan yang berlebihan ini justru membuat kepanikan baru lainnya yang tidak perlu terjadi, di saat sebenarnya seluruh kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi dan tercukupi dengan baik," ujar Roy.
Ekonomi Indonesia Tetap Punya Asa
Ekonomi Indonesia tetap memiliki asa di tengah wabah virus korona yang mulai masuk ke Tanah Air. Hal itu bisa dilihat dari skenario pemerintah untuk menangkal penyebaran virus tersebut dari sisi kebijakan fiskal, seperti menambah suntikan dana untuk penanganan korona. Dari sisi kebijakan moneter, contohnya, Bank Indonesia (BI) sudah menyiapkan beberapa langkah.
Kondisi itu seharusnya sudah cukup membuat pelaku jasa keuangan dan para investor tetap tenang dan menancapkan dalam-dalam mindset mereka bahwa ada asa di ekonomi Indonesia di tengah wabah virus korona. Apalagi, bank sentral Indonesia tidak mengubah target inflasi di tengah wabah virus covid-19.
Sang komandan tertinggi BI, Gubernur Perry Warjiyo enggan menurunkan target inflasi 2020 yang berada dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen. Perry beralasan ada empat alasan bank sentral 'ngotot' tidak mau merevisi target inflasi tahun ini, meski sedang diserang wabah virus korona.
Baca: Alur Penentuan Pasien Suspect Korona
Pertama, permintaan masih lebih rendah dari kapasitas produksi. Kesenjangan output yang dianggap masih negatif itu membuat dampak kenaikan permintaan terhadap inflasi sangat kecil. Kedua harga impor turun sehingga dampak harga impor terhadap inflasi rendah.
Ketiga, dampak fluktuasi rupiah terhadap inflasi relatif rendah. Keempat, koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sangat erat, termasuk dalam mengatasi gangguan jangka pendek akibat berkurangnya pasokan.
"Kemarin sudah diatasi (kelangkaan) bawang putih, minyak goreng, dan kedepannya (memastikan) pasokan beras cukup. Itu langkah koordinasi yang erat di pusat dan daerah, insyaallah inflasi tahun ini terjaga di kisaran sasaran tiga plus minus satu persen," kata Perry.
Jika ditelisik di luar kebijakan moneter, kebijakan fiskal juga ditempuh guna menekan efek negatif virus korona terhadap ekonomi Indonesia terutama di pasar keuangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Koordinasi dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ini memastikan apakah dinamika di Indonesia masih sama polanya dengan yang terjadi di negara lain. "Kita tidak melakukan over reaction. Kita mengamati detail dan teliti dengan menyiapkan langkah. Jangan sampai pergerakan market itu disalahgunakan untuk mengambil keuntungan sesaat," jelasnya.
Apabila ada intervensi yang dilakukan, pemerintah maupun otoritas terkait akan menjalankan mekanisme penyesuaian secara smooth. "Kami melakukan entah itu di pasar saham, SBN, dan nilai tukar. Masing-masing memiliki instrumen intervensi. Tujuan agar pasar bereaksi secara relatif lebih rasional terhadap kemungkinan dampak virus korona," ucapnya.

Apabila merinci lebih lanjut, BI setidaknya memiliki lima jurus dalam menangkis dampak virus korona terhadap stabilitas pasar keuangan. Pertama, meningkatkan intensitas triple intervention agar nilai tukar rupiah bergerak sesuai dengan fundamentalnya dan mengikuti mekanisme pasar.
Kedua, menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing Bank Umum Konvensional dan Syariah. Dari semula delapan persen, menjadi empat persen dan mulai berlaku pada 16 Maret 2020. Ketiga, menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps. Kebijakan ini ditujukan kepada bank-bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor-impor.
Keempat, memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan rupiah. Perluasan cakupan ini diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor asing untuk tetap menanamkan modalnya di Indonesia.
Kelima menegaskan kembali kepada investor global untuk dapat menggunakan bank kustodi global dan domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia. "Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan pasar keuangan dan perekonomian, termasuk dampak covid-19," kata Perry.
Baca: Pelindo III Tolak Kapal Viking Sun Bersandar
Sebagai penutup, Kepala Negara dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tampak tenang dan sesekali mengumbar senyuman dalam sebuah kesempatan ketika menyatakan pemerintah serius mengantisipasi persoalan wabah virus korona yang mulai menyerang WNI di Tanah Air. Meski demikian, sikap tenang dan senyuman tersebut jangan disalahartikan.
Pasalnya, ekspresi itu guna menegaskan agar masyarakat tetap tenang di tengah kabar ada dua warga Depok yang terjangkit virus korona. Adapun sikap panik yang muncul justru memicu masalah baru. Pada konteks ini, Jokowi menegaskan pemerintah serius mengantisipasi virus korona dan sejumlah protokoler dari WHO sudah dijalankan.
Selain itu, lanjut Jokowi yang didampingi Menteri Kesehatan Terawan saat mengumumkan ada dua WNI yang terinfeksi virus korona, pemerintah sudah melakukan persiapan seperti menyediakan lebih dari 100 rumah sakit dengan ruangan isolasi yang sesuai standar, anggaran, memiliki peralatan standar internasional, dan memiliki tim gabungan TNI-Polri-Sipil.
"Kita juga punya SOP dengan standar internasional. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan-persoalan yang ada yang berkaitan dengan virus korona. Kita juga menjaga 135 pintu masuk ke negara kita baik darat, laut, maupun udara. Ini Diprioritaskan karena kalau tidak serius ini sangat berbahaya. Perlu diwaspadai dan hati-hati," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id