Kemudian pada Minggu, 4 Juli, artis sekaligus politikus Partai Demokrat Jane Shalimar meninggal dunia usai dinyatakan positif covid-19. Tak hanya itu, sebelumnya Ketua Presidium IPW Neta Saputra Pane pun meninggal akibat covid-19. Kabar tersebut tentu sangat menyedihkan terutama bagi keluarga dan para kerabat terdekat.
Namun di tengah kesedihan itu dan di saat beban kian berat di pundak akibat gelombang lanjutan covid-19 di Indonesia ternyata masih ada saja perpecahan di antara masyarakat di Indonesia. Hal itu, misalnya, seperti masih ada yang tidak percaya covid-19 dan menjalankan aktivitas sehari-hari dengan tidak mematuhi protokol kesehatan.
Kemudian ada masyarakat yang menerobos aturan yang diberlakukan pemerintah yang salah satunya penerapan PPKM Darurat. Hal ini tentu sangat disayangkan karena tidak sedikit dari masyarakat di Tanah Air yang percaya adanya covid-19 dan terus berupaya menjaga protokol kesehatan dan patuh terhadap aturan PPKM Darurat agar pandemi bisa segera mereda.
Perseteruan dan debat kusir tentang covid-19 dan bagaimana pemerintah mengendalikan pandemi seperti tak habis-habisnya dibahas terutama di media massa, media sosial, hingga pesan berantai di grup WhatsApp. Di media massa, misalnya, lebih sering menayangkan berita mengerikan tentang covid-19 ketimbang mengedukasi, memotivasi, atau menayangkan hal positif.
Sedangkan di media sosial dan grup WhatsApp tak sedikit ada masyarakat yang membagikan informasi yang tak jelas sumbernya dan cenderung menakuti-nakuti tentang covid-19. Belum lagi ajakan-ajakan tak perlu menerapkan protokol kesehatan, covid-19 adalah konspirasi, hingga membenturkan kebijakan pemerintah dengan perintah agama tanpa dasar hukum agama.

Namun bukan berarti kesemuanya hanya hal-hal negatif. Banyak juga konten-konten yang disajikan oleh media massa, media sosial, dan pesan berantai di grup WhatsApp yang positif dan memotivasi. Tentu hal-hal yang positif dan memotivasi ini harus diperbanyak agar suasana kondusif terbangun dan imunitas serta rasa persatuan dan kesatuan terwujud di Indonesia.
Memerangi pandemi covid-19
Video bernada positif dari Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, misalnya, yang dibagikan di salah satu grup WhatsApp jurnalis. Dalam video itu, Tantowi memberikan pengalamannya terkait upaya Pemerintah Selandia Baru dalam memerangi pandemi covid-19. Ia menilai hal baik bisa diambil dari langkah Pemerintah Selandia Baru.
Ia mengatakan ada tiga hal yang bisa dipelajari dari Pemerintah Selandia Baru yang dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil keluar dari krisis covid-19. Pertama, Pemerintah Selandia Baru melakukan penutupan perbatasan. Kedua, melakukan lockdown, baik lokal maupun nasional.
"Dan yang ketiga adalah partisipasi masyarakat melalui tim yang mereka sebut sebagai tim 50 juta orang. 50 juta orang ini adalah keseluruhan dari penduduk Selandia Baru. Setiap orang di Selandia Baru ini mempunyai peran masing-masing untuk mendukung pemerintah dalam merespons covid-19," tuturnya.
Bersatu
Jika ada yang menilai masyarakat di Selandia Baru tak ada yang oposisi, Tantowi membantahnya. Menurutnya tidak semua rakyat di Selandia Baru mendukung pemerintah dan ada oposisi yang sangat kuat di parlemen. Namun, ketika menyangkut semua kepentingan dan keselamatan bersama maka tidak ada seorang pun yang berpendapat berbeda. Semuanya bersatu.
"Atau melakukan aksi melawan kebijakan pemerintah. Barangkali poin ketiga ini (tim 50 juta orang) yang menjadi sumber utama kesuksesan (Selandia) dalam menanggulangi covid-19. Insya Allah hal-hal baik yang kami bagikan dari pengalaman kami berada di Selandia Baru selama covid-19 menjadi inspirasi saudara-saudaraku di Indonesia di manapun Anda berada," ucapnya.
"Kita harus bersatu tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah dalam merespons krisis ini. Pandemi ini perlu kerja bersama. Perlu kekompakan. Perlu kesatuan pemikiran dan aksi untuk bersama-sama keluar dari krisis ini. Insya Allah Tuhan selalu bersama kita dan krisis ini akan segera berakhir," ucapnya.
Ajakan Tantowi Yahya untuk bersatu menghadapi krisis akibat pandemi covid-19 tentu sangat baik dan perlu dilakukan oleh semua pihak tanpa terkecuali. "Semoga kita, baik pemerintah, warga negara, ulama, tokoh masyarakat, maupun semuanya, terus bisa bersatu melawan pandemi covid-19," tegas Anggota MPR Charles Meikyansah.
Menurut dia, rasa persatuan dan kesatuan dewasa kini harus bisa diwujudkan melalui perlawanan terhadap yang mencederai kemanusiaan termasuk melawan pandemi covid-19. Ia menyampaikan pandemi covid-19 belum berakhir dan perlu terus diperangi. Apalagi pemberitaan di media menunjukkan ada peningkatan kasus harian covid-19.
Belajar dari tiga negara kendalikan covid-19
Sementara itu, pemerintah diminta belajar dari kesuksesan negara-negara lain yang mampu mengendalikan penyebaran covid-19. Setidaknya ada tiga negara yang bisa menjadi acuan untuk pemerintah. "Ini yang mestinya kita renungkan dan kita contoh," kata Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) RSUP Persahabatan Erlina Burhan.
Pertama, Vietnam. Pemerintah Negeri Naga Biru langsung melakukan tes secara spesifik di wilayah Da Nang yang masuk zona risiko tinggi. Sebanyak 700 ribu tes covid-19 dilakukan sejak Juli-September 2020. Upaya itu berbuah manis pada 3-10 September 2020.
"Sebanyak 72 ribu rumah dan 13 ribu staf diperiksa di Da Nang, seluruhnya negatif," ujar Erlina.

Erlina mengatakan Pemerintah Vietnam tak hanya fokus melakukan tes. Ratusan ribu orang yang terpapar covid-19 langsung dikarantina. Langkah berikutnya, yakni melakukan lockdown pada wilayah yang terdeteksi terjadi penularan komunitas. Lockdown dilakukan hanya dalam hitungan hari setelah penularan terjadi.
"Lalu restriksi perkumpulan dan perjalanan yang dilakukan sebelum kasus positif pertama terdeteksi. Terakhir, membangun narasi yang konsisten, selaras, dan serius kepada masyarakatnya," tutur Erlina.
Negara kedua, yakni Australia. Pemerintah Negeri Kanguru langsung menutup perbatasan negara sejak Maret 2020. Kemudian membuat sistem tracking dan testing yang efektif dan efisien. "Alhasil tindak cepat, ekonomi pun lebih cepat pulih," kata Erlina.
Serupa dengan Vietnam, komunikasi publik Australia terang-benderang. Narasi yang dibangun jelas dan konsisten dengan tujuan menghentikan pandemi. Menariknya, kata Erlina, dua partai politik yang berlawanan di Australia justru bahu-membahu memerangi covid-19. Mereka mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk menekan kasus covid-19.
"Mereka bersaing berat tapi mau bersatu melawan pandemi covid-19," ujar dia.
Ketiga, Selandia Baru. Erlia mengatakan langkah cepat Selandia Baru seharusnya ditiru Pemerintah Indonesia. Mereka menutup perbatasan negara sejak 16 Maret 2020. Kala itu, kasus covid-19 dunia masih kisaran ribuan. Pemerintah Negeri Kiwi bahkan menerapkan lockdown nasional pada 25 Maret 2020.
Kemudian meningkatkan jumlah tes hingga mencapai 10 ribu orang per hari. "Kalau hasil positif, langsung pelacakan kontak, dan isolasi bagi semua kontak erat," jelas Erlina.
Erlina menyinggung ihwal komunikasi yang efektif dari pemerintah ke masyarakat. Pemerintah Selandia Baru konsisten menggaungkan semangat mengendalikan pandemi covid-19 sehingga masyarakat punya visi yang sama dan disiplin protokol kesehatan.
"Aparat keamanan akan menindak pelanggar protokol kesehatan," ucap dia.
Dikritik
Sedangkan komunikasi politik Pemerintah Indonesia dinilai kurang efektif untuk mengajak semua masyarakat bersama-sama mengendalikan covid-19. Cara komunikasi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, misalnya, dikritik terkait kritikan penanganan covid-19 dari pihak di luar pemerintahan.
Luhut, lanjutnya, seharusnya mengedepankan komunikasi kolaboratif. "Saya lihat pengumuman pemerintah oleh Pak Luhut masih ‘memukul,’ menuduh pengamat pembohong," kata anggota Komisi XI Kamrussamad.
Kamrussamad mengatakan para pengamat ialah putra dan putri terbaik bangsa. Mereka menempuh pendidikan di bidang masing-masing. "Mestinya pemerintah pusat bilang, 'ayo sama-sama, ini waktunya bersatu karena (pandemi covid-19) tidak akan bisa selesai kalau hanya pemerintah (yang bekerja)',” ujar dia.
Kamrussamad juga menilai pola komunikasi Luhut menekan pemerintah daerah (pemda) dalam PPKM darurat. Pasalnya, pemda sudah berjuang sekitar dua tahun belakangan me-refocusing dan merealokasi anggaran. Meski demikian, Kamrussamad mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menunjuk Luhut sebagai koordinator PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali.

"Kita perlu kepemimpinan kuat dan berani, seperti Pak Luhut, dan sudar benar (Jokowi) menunjuk beliau sebagai komandan," paparnya.
Luhut sempat memaparkan data pemulihan ekonomi Indonesia selama pandemi covid-19. Kala itu, Luhut meminta pengamat tidak berbohong kepada rakyat. "Kalau ada pengamat mengatakan begini-begitu, saya ingin juga ketemu dia. Datang saja ketemu saya, saya akan layani untuk bicara di mana," kata Luhut.
Dukung penerapan PPKM Darurat
Lebih lanjut, segala keputusan pemerintah terkait penanganan covid-19 diharap didukung agar penyebaran virus mematikan tersebut segera terhenti. Bersyukur, Ketua Banggar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) MH Said Abdullah mendukung langkah pemerintah menerapkan PPKM Darurat guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 dan pandemi bisa segera mereda.
Dia berharap kebijakan yang telah dirancang dijalankan secara disiplin khususnya aparat pelaksana di lapangan. "Kita berharap kebijakan tersebut (PPKM darurat) berjalan efektif agar perkembangan kasus positif covid-19 harian menurun, termasuk angka kematian yang dialami para penderita covid-19," harapnya.
Langkah ini perlu berjalan efektif agar budaya disiplin masyarakat terbentuk dalam menjalankan protokol kesehatan. "Kita tidak ingin ada dokumen swab antigen, PCR, dan sertifikat vaksin palsu dalam skrining mobilitas sosial terutama terhadap sektor-sektor esensial. Tegakkan penegakkan hukum pidana atas para pihak yang melakukan hal tersebut," tegasnya.
Lebih lanjut, ia merekomendasikan kepada pemerintah untuk menutup jalur penerbangan dan pelabuhan internasional untuk sementara waktu. Namun khusus untuk penerbangan militer, polisi, intelijen, diplomat, dan kargo tetap diperbolehkan dibuka.
"Tetapi dengan syarat memastikan protokol kesehatan serta karantina berjalan dengan efektif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id