"Kita harus bersatu tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah dalam merespons krisis ini. Pandemi ini perlu kerja bersama. Perlu kekompakan. Perlu kesatuan pemikiran dan aksi untuk bersama-sama keluar dari krisis ini. Insya Allah Tuhan selalu bersama kita dan krisis ini akan segera berakhir," ucapnya.
Ajakan Tantowi Yahya untuk bersatu menghadapi krisis akibat pandemi covid-19 tentu sangat baik dan perlu dilakukan oleh semua pihak tanpa terkecuali. "Semoga kita, baik pemerintah, warga negara, ulama, tokoh masyarakat, maupun semuanya, terus bisa bersatu melawan pandemi covid-19," tegas Anggota MPR Charles Meikyansah.
Menurut dia, rasa persatuan dan kesatuan dewasa kini harus bisa diwujudkan melalui perlawanan terhadap yang mencederai kemanusiaan termasuk melawan pandemi covid-19. Ia menyampaikan pandemi covid-19 belum berakhir dan perlu terus diperangi. Apalagi pemberitaan di media menunjukkan ada peningkatan kasus harian covid-19.
Belajar dari tiga negara kendalikan covid-19
Sementara itu, pemerintah diminta belajar dari kesuksesan negara-negara lain yang mampu mengendalikan penyebaran covid-19. Setidaknya ada tiga negara yang bisa menjadi acuan untuk pemerintah. "Ini yang mestinya kita renungkan dan kita contoh," kata Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) RSUP Persahabatan Erlina Burhan.
Pertama, Vietnam. Pemerintah Negeri Naga Biru langsung melakukan tes secara spesifik di wilayah Da Nang yang masuk zona risiko tinggi. Sebanyak 700 ribu tes covid-19 dilakukan sejak Juli-September 2020. Upaya itu berbuah manis pada 3-10 September 2020.
"Sebanyak 72 ribu rumah dan 13 ribu staf diperiksa di Da Nang, seluruhnya negatif," ujar Erlina.

Erlina mengatakan Pemerintah Vietnam tak hanya fokus melakukan tes. Ratusan ribu orang yang terpapar covid-19 langsung dikarantina. Langkah berikutnya, yakni melakukan lockdown pada wilayah yang terdeteksi terjadi penularan komunitas. Lockdown dilakukan hanya dalam hitungan hari setelah penularan terjadi.
"Lalu restriksi perkumpulan dan perjalanan yang dilakukan sebelum kasus positif pertama terdeteksi. Terakhir, membangun narasi yang konsisten, selaras, dan serius kepada masyarakatnya," tutur Erlina.
Negara kedua, yakni Australia. Pemerintah Negeri Kanguru langsung menutup perbatasan negara sejak Maret 2020. Kemudian membuat sistem tracking dan testing yang efektif dan efisien. "Alhasil tindak cepat, ekonomi pun lebih cepat pulih," kata Erlina.
Serupa dengan Vietnam, komunikasi publik Australia terang-benderang. Narasi yang dibangun jelas dan konsisten dengan tujuan menghentikan pandemi. Menariknya, kata Erlina, dua partai politik yang berlawanan di Australia justru bahu-membahu memerangi covid-19. Mereka mengerahkan sumber daya yang dimiliki untuk menekan kasus covid-19.
"Mereka bersaing berat tapi mau bersatu melawan pandemi covid-19," ujar dia.
Ketiga, Selandia Baru. Erlia mengatakan langkah cepat Selandia Baru seharusnya ditiru Pemerintah Indonesia. Mereka menutup perbatasan negara sejak 16 Maret 2020. Kala itu, kasus covid-19 dunia masih kisaran ribuan. Pemerintah Negeri Kiwi bahkan menerapkan lockdown nasional pada 25 Maret 2020.