Ilustrasi. FOTO: dok MI
Ilustrasi. FOTO: dok MI

Industri Pasar Modal Kian Tebar Pesona

Angga Bratadharma • 07 Juni 2022 13:31
PANDEMI covid-19 yang sekarang ini mulai terkendali terus memberikan dampak positif terhadap sejumlah indikator perekonomian, termasuk sentimen bagi industri pasar modal. Salah satu kabar baik sekarang ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menembus level 7.000 dan jumlah investor pasar saham kian bertambah.
 
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia semakin tinggi dengan solidnya pengaturan dan pengawasan yang telah dilakukan. Bahkan, pertumbuhan jumlah investor di pasar modal mampu terus meningkat secara signifikan selama masa pandemi.
 
Hingga akhir April 2022, secara nasional OJK mencatat jumlah investor ritel di pasar modal telah mencapai 8,62 juta atau telah meningkat sebanyak 15,11 persen (ytd) dibandingkan dengan posisi 30 Desember 2021. Pertumbuhan jumlah investor ritel ini masih didominasi oleh kaum milenial atau usia di bawah 30 tahun sebesar 60,29 persen dari keseluruhan jumlah investor.

Meski berinvestasi di pasar modal menawarkan keuntungan yang menggiurkan, namun setiap individu di masyarakat wajib mempelajari dan memahami segala bentuk investasi di bursa saham. Hal itu penting agar tidak boncos saat berinvestasi, termasuk juga mengetahui produk dan legalitas perizinan dari pihak yang menawarkan.
 
"Masyarakat perlu mewaspadai segala bentuk investasi bodong yang sering merayu atau menjanjikan imbal hasil tidak wajar. Masyarakat juga diimbau agar berinvestasi menggunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok atau dana cadangan. Jangan menggunakan pinjaman, apalagi pinjaman daring ilegal," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen.

 
Masih maraknya pinjaman daring ilegal yang siap mencengkram masyarakat kapan saja dan di mana saja yang akhirnya membuat OJK terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi. Salah satunya adalah Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2022 dan pertama digelar di Jawa Timur selama tiga hari sejak 23-25 Mei 2022.

Potensi emiten dan investor

Kegiatan ini diselenggarakan OJK bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), himpunan dan asosiasi, serta para stakeholders lainnya. Jawa Timur dipilih sebagai provinsi pertama diselenggarakannya program SEPMT di 2022 karena melihat besarnya potensi emiten dan investor yang masih dapat terus digali dan dioptimalkan.
 
Hal itu baik melalui pemanfaatan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan usaha, maupun tempat berinvestasi yang aman, nyaman, dan terpercaya. Sampai posisi 28 April 2022, jumlah investor pasar modal  di Jawa Timur mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari semula 996.574 SID pada akhir 2021, naik 14,64 persen menjadi 1,14 juta SID.
 
Kegiatan SEPMT bertujuan meningkatkan pemahaman dan literasi, baik kepada pemerintah daerah, pelaku industri, asosiasi, maupun masyarakat di wilayah Jawa Timur khususnya mengenai perkembangan pasar modal Indonesia dan terkait kebijakan yang telah dikeluarkan OJK dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dan pembangunan di daerah.
 
Di samping itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam memilih produk investasi secara cerdas, aman, dan selektif agar tidak terjebak pada investasi bodong yang kian marak dan sangat meresahkan masyarakat.
 
Sebagai komitmen OJK dalam memberikan perlindungan dan upaya peningkatan investor, OJK telah mengeluarkan serangkaian kebijakan di antaranya terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari investasi bodong dan penawaran imbal hasil fixed return yang tidak masuk akal.

 
 

Kemudian mendorong bursa efek agar terus mengembangkan notasi khusus dan papan pemantauan khusus dan menerbitkan POJK Nomor 65/POJK.04/2020 dan Surat Edaran OJK Nomor 17/SEOJK.04/2021 tentang Pengembalian Keuntungan Tidak Sah & Dana Kompensasi Kerugian Investor di Bidang Pasar Modal atau dikenal dengan Disgorgement dan Disgorgement fund.

Pelepasan saham perdana

Terus kinclongnya pertumbuhan industri pasar modal di Tanah Air juga berdampak terhadap minat perusahaan melakukan aksi korporasi berupa pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) untuk mencari dana segar. Hal itu tentunya juga ditunjang oleh kian bertambahnya jumlah investor di Indonesia.
 
BEI mencatat hingga 6 Juni 2022 terdapat 43 perusahaan yang akan melakukan aksi pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Mereka membidik dana segar hingga Rp14,1 triliun. "Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna.
 
Ia merinci, dari perusahaan tersebut mayoritas berasal dari sektor consumer non-cyclicals yaitu sebanyak sembilan perusahaan. Kemudian dilanjutkan delapan perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan lima perusahaan dari sektor infrastruktur.
 
Lalu sebanyak empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, empat perusahaan dari sektor properti dan real estat, tiga perusahaan dari sektor material dasar, tiga perusahaan dari sektor industri, tiga perusahaan dari sektor energi, dua perusahaan dari sektor teknologi, dan dua perusahaan dari sektor healthcare.
 
Sebelumnya, ia menjelaskan, saat ini penggalangan dana di pasar modal masih cukup diminati perusahaan. Tak hanya dari pencatatan saham, tetapi juga efek bersifat utang dan sukuk cenderung kondusif.  
 
Bahkan, lanjut Nyoman, sampai dengan 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan saham, efek bersifat utang, dan sukuk mengalami peningkatan secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
"Berdasarkan catatan kami pada 3 Juni 2022, jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir," tuturnya.

BUMN lakukan aksi korporasi

Tak hanya itu, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga tertarik mencari dana segar di pasar modal sekaligus meningkatkan transparansi bisnis guna penguatan daya saing. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan terdapat beberapa aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan pelat merah di pasar modal di semester II-2022.
 
Sebanyak enam perusahaan BUMN itu menerbitkan rights issue dan sisanya adalah penjualan saham secara langsung kepada investor. "Jadi cukup banyak kesibukan kami di semester dua ini untuk berbagai rights issue ini. Diharapkan semua bisa berjalan lancar dan kalau kami melihat bursa saat ini moga-moga kapasitas bursa untuk bisa menyerap rights issue cukup baik," ucapnya.
 
 

Jika dirinci, rights issue pertama dilakukan oleh Semen Indonesia Group (SIG). Pemerintah akan melakukan inbreng Semen Batu Raja kepada Semen Indonesia melalui skema rights issue. Aksi korporasi ini diharapkan terlaksana pada kuartal III-2022.
 
Kemudian Waskita Karya dan Adhi karya juga direncanakan melakukan rights issue. Adapun rights issue keduanya terkait alokasi PMN Tahun Anggaran 2022 yang masing-masing sebesar Rp3 triliun dan Rp1,98 triliun. Rights issue Adhi Karya diharapkan bisa dilakukan di kuartal III-2022.
 
Selanjutnya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Bank pelat merah ini akan melakukan rights issue untuk meningkatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR). Sebagai informasi, CAR BTN merupakan terkecil dibandingkan dengan Bank BUKU 4 pelat merah lainnya.
 
"Di antara Bank BUKU 4 paling kecil dan kita ingin tambah CAR (BTN) 19 persen, dibutuhkan Rp2,98 triliun yang sudah disetujui. Mungkin nanti juga melalui mekanisme rights issue di triwulan tiga atau empat," tuturnya.
 
Lalu ada Garuda Indonesia. Tiko, sapaan akrabnya, mengungkapkan setelah proses PKPU selesai dan tercapainya perdamaian maskapai nasional itu akan melakukan rights issue pertama sebesar Rp7,5 triliun. Kemudian pada kuartal keempat tahun ini akan dilakukan rights issue kedua untuk tambahan pendanaan dari investor strategis.
 
"Garuda seperti yang kami sampaikan beberapa kesempatan yang lalu, insyaallah kalau proses PKPU bisa mencapai perdamaian dan homologasi, kita akan melakukan dua rights issue," ucapnya.
 
Kemudian Semen Kupang. Tiko menjelaskan pemerintah akan menjual saham secara langsung kepada investor. Saat ini porsi pemerintah 61,48 persen, Bank Mandiri sebesar 37,39 persen, dan Pemprov NTT sebesar 1,12 persen.
 
"Ini adalah proses untuk divestasi, ada di dalam manajemen PPA dimana diharapkan akan ada pembeli yang akan membeli 100 persen saham pemerintah yang ada di Semen Kupang, kemungkinan akan diambil alih oleh pemprov NTT," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan