Ilustrasi. FOTO: dok MI
Ilustrasi. FOTO: dok MI

Industri Pasar Modal Kian Tebar Pesona

Angga Bratadharma • 07 Juni 2022 13:31

Kemudian mendorong bursa efek agar terus mengembangkan notasi khusus dan papan pemantauan khusus dan menerbitkan POJK Nomor 65/POJK.04/2020 dan Surat Edaran OJK Nomor 17/SEOJK.04/2021 tentang Pengembalian Keuntungan Tidak Sah & Dana Kompensasi Kerugian Investor di Bidang Pasar Modal atau dikenal dengan Disgorgement dan Disgorgement fund.

Pelepasan saham perdana

Terus kinclongnya pertumbuhan industri pasar modal di Tanah Air juga berdampak terhadap minat perusahaan melakukan aksi korporasi berupa pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) untuk mencari dana segar. Hal itu tentunya juga ditunjang oleh kian bertambahnya jumlah investor di Indonesia.
 
BEI mencatat hingga 6 Juni 2022 terdapat 43 perusahaan yang akan melakukan aksi pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Mereka membidik dana segar hingga Rp14,1 triliun. "Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna.
 
Ia merinci, dari perusahaan tersebut mayoritas berasal dari sektor consumer non-cyclicals yaitu sebanyak sembilan perusahaan. Kemudian dilanjutkan delapan perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan lima perusahaan dari sektor infrastruktur.

Lalu sebanyak empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, empat perusahaan dari sektor properti dan real estat, tiga perusahaan dari sektor material dasar, tiga perusahaan dari sektor industri, tiga perusahaan dari sektor energi, dua perusahaan dari sektor teknologi, dan dua perusahaan dari sektor healthcare.
 
Sebelumnya, ia menjelaskan, saat ini penggalangan dana di pasar modal masih cukup diminati perusahaan. Tak hanya dari pencatatan saham, tetapi juga efek bersifat utang dan sukuk cenderung kondusif.  
 
Bahkan, lanjut Nyoman, sampai dengan 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan saham, efek bersifat utang, dan sukuk mengalami peningkatan secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
"Berdasarkan catatan kami pada 3 Juni 2022, jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir," tuturnya.

BUMN lakukan aksi korporasi

Tak hanya itu, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga tertarik mencari dana segar di pasar modal sekaligus meningkatkan transparansi bisnis guna penguatan daya saing. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan terdapat beberapa aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan pelat merah di pasar modal di semester II-2022.
 
Sebanyak enam perusahaan BUMN itu menerbitkan rights issue dan sisanya adalah penjualan saham secara langsung kepada investor. "Jadi cukup banyak kesibukan kami di semester dua ini untuk berbagai rights issue ini. Diharapkan semua bisa berjalan lancar dan kalau kami melihat bursa saat ini moga-moga kapasitas bursa untuk bisa menyerap rights issue cukup baik," ucapnya.
 
 
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan