Kondisi kian mengkhawatirkan ketika Inggris mengumumkan adanya temuan varian covid-19 baru yang lebih menular dengan sejumlah negara sudah mengidentifikasi kasus aktif varian covid-19 dari Inggris. Untuk kesekian kali, langkah pembatasan sosial dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran covid-19 jenis baru itu.
Jika menilik kebijakan pembatasan sosial atau lockdown, pada dasarnya bisa meminimalisir jumlah penambahan kasus aktif covid-19. Tapi sayangnya, masih banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat, belum lagi ada sebagian golongan yang memegang 'aliran' tidak percaya dengan covid-19 dan menganggap hanya propaganda pemerintah.
Padahal, data jelas menunjukkan angka covid-19 terus bertambah dari waktu ke waktu dan yang meninggal dunia akibat virus mematikan itu sudah mencapai jutaan orang. Sewajarnya mereka yang tidak percaya dan sering melakukan pelanggaran protokol kesehatan berpikir ulang dan disiplin menerapkan protokol kesehatan demi keselamatan orang lebih banyak.
Berdasarkan penghitungan situs pemantau Center for Systems Science and Engineering (CSSE) dari Johns Hopkins University, Minggu, 10 Januari, tercatat jumlah kasus virus korona (covid-19) di kancah global telah melampaui 90 juta. Menurut data CSSE, angka infeksi global mencapai 90,04 juta dengan total 1,931 juta kematian pada Minggu pukul 15.22 waktu AS.
Amerika Serikat masih tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus dan kematian akibat covid-19 tertinggi di dunia masing-masing di angka 22,293 juta dan 373.588. Sementara India berada di urutan kedua dengan 10,450 juta kasus, dan Brasil setelahnya di angka 8,075 juta. Untuk angka kematian akibat covid-19, Brasil berada di urutan kedua dunia dengan 202.631.

Negara-negara dengan angka kasus covid-19 di atas 2 juta meliputi Rusia, Inggris, Prancis, Turki, Italia, dan Spanyol. Sementara negara-negara dengan angka kematian akibat covid-19 di atas 50 ribu meliputi India, Meksiko, Inggris, Italia, Prancis, Rusia, Iran, dan Spanyol.
Angka infeksi global covid-19 mencapai 60 juta pada 25 November lalu, menjadi 70 juta pada 11 Desember, dan 80 juta pada 26 Desember. Hanya membutuhkan waktu 16 hari bagi jumlah kasus global untuk naik dari 60 juta ke 70 juta, 15 hari ke 80 juta, dan 15 hari lagi ke 90 juta.
Negeri Paman Sam masih menjadi negara terparah dilanda pandemi covid-19, berkontribusi terhadap lebih dari 24 persen total kasus covid-19 di dunia, dan 19 persen untuk angka kematiannya.
Sedangkan di Indonesia, kasus positif covid-19 juga terus bertambah dengan ada tambahan sebanyak 8.692 kasus baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir. "Total ada 836.718 kasus covid-19 terkonfirmasi di Indonesia," tulis data yang tertera pada laman resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Senin, 11 Januari 2021.
Total kasus suspek di Indonesia mencapai 68.572. Angka kesembuhan bertambah 7.715 kasus. dengan total pasien sembuh menjadi 688.739 orang. Sementara itu, pasien meninggal menjadi 24.343 orang. Sebanyak 214 orang meninggal pada Senin akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, tersebut.
Vaksinasi
Kini vaksinasi menjadi harapan besar untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Berdasarkan data yang dihimpun Medcom.id, beberapa negara di dunia yang sudah menjalankan program vaksinasi yakni Amerika Serikat, Inggris, Uni Emirat Arab, Kanada, Qatar, Meksiko, Serbia, Kuwait, Chili, Rusia, dan Jerman.
Sedangkan di Indonesia, vaksinasi siap diimplementasikan dalam waktu dekat atau tepatnya pada Rabu, 13 Januari 2021. Pemerintah memutuskan untuk menjalankan program vaksinasi covid-19 pada besok sejalan dengan BPOM resmi mengeluarkan izin darurat penggunaan vaksin covid-19 buatan Sinovac.
Izin itu dikeluarkan BPOM usai Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan secara resmi penetapan fatwa halal terhadap vaksin covid-19 tersebut. Adapun izin dari BPOM dan fatwa halal MUI menjadi dua isu besar yang dinanti-nantikan di Indonesia terkait layak tidaknya vaksin covid-19.
Vaksinasi covid-19 yang akan segera dilaksanakan diharapkan menjadi 'minyak di tungku pembakar' optimisme yang sebelumnya sempat meredup. Apalagi besok, Indonesia akan memulai proses vaksinasi dengan Presiden Joko Widodo sebagai penerima vaksin pertama. Tentu diharapkan proses vaksinasi pertama dan seterusnya dapat berjalan lancar.
Indonesia bangkit
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini vaksin covid-19 menjadi tanda kebangkitan Indonesia dari pandemi covid-19, mulai dari sektor kesehatan hingga sektor ekonomi. "Pemulihan ekonomi akan terjadi pada 2021. Insyaallah kita mampu mengatasi ujian berat ini. Di 2021 akan menjadi catatan sejarah sebagai tahun pemulihan kehidupan kita semua," kata Jokowi.
Vaksinasi akan dimulai dari tenaga kesehatan yang menjadi garda terpenting penanganan covid-19. Jutaan vaksin akan diberikan berdasarkan kelompok prioritas yang telah disusun. Kepala Negara optimistis kebangkitan ekonomi bakal terwujud. Apalagi, pemulihan ekonomi Indonesia mulai terasa di kuartal ketiga dan keempat 2020.

"Investasi baru mulai muncul yang akan menggerakkan ekonomi masyarakat dan industri masa depan sehingga peluang kerja akan meningkat dan kesejahteraan masyarakat akan lebih baik," ujarnya.
Senada dengan Kepala Negara. Pengamat ekonomi dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Sutia Budi berpendapat vaksinasi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali bisa memulihkan ekonomi. Namun syaratnya, masyarakat harus benar-benar mendukung dua kebijakan tersebut.
Ia menilai kunci utama memulihkan ekonomi saat ini adalah mengerem laju persebaran covid-19. Pemberlakuan PPKM di Jawa-Bali, kata dia, merupakan upaya pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
"Saat ini tentu terganggu, tapi ini akan berdampak positif dalam jangka panjang. Langkah ini merupakan investasi yang sangat berharga," kata Sutia Budi.
Sedangkan untuk mengatasi kesulitan ekonomi masyarakat dalam jangka pendek, lanjutnya, bantuan sosial wajib secepatnya disalurkan. Selain itu, pemerintah perlu kerja cepat dan terukur. Adapun ia kembali mengingatkan bahwa vaksinasi sangat dinantikan dan pernyataan MUI tentang vaksin covid-19 dari Sinovac halal menjadi sinyal positif.
"Pemerintah dan seluruh komponen bangsa harus gotong-royong, bekerja lebih keras lagi. Proses vaksinasi adalah pekerjaan besar, investasi besar,” kata dia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini kegiatan ekonomi akan tetap berlangsung selama pemberlakuan PPKM di Jawa-Bali. Dia optimistis ekonomi akan pulih. "Kita optimistis proyeksi (pertumbuhan ekonomi) sampai akhir tahun di kisaran lima persen," ujar Airlangga.
Beberapa indikator yang mendorong keyakinan pemerintah optimistis adalah pergerakan ekonomi Tanah Air yang tetap bertumbuh walaupun ada pembatasan. Ini terlihat dari respons Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat, begitu juga dengan nilai tukar rupiah.
Kemudian, Airlangga mengungkapkan, indeks manufaktur Indonesia naik mencapai 51,3. Beberapa harga komoditas juga mencapai harga tinggi, seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan nikel.
"Pemerintah memperhatikan kebutuhan masyarakat yang utama adalah kesehatan, kemudian kedua pemerintah hadir untuk menjaga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat," kata dia.
Ekonomi Indonesia
Bank Dunia atau World Bank memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2021 akan tumbuh sebanyak 4,4 persen. Proyeksi ini lebih baik dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi di 2020 yang mengalami kontraksi 2,2 persen akibat pandemi covid-19.
Dilansir dari laporan Global Economic Prospects January 2021 Bank Dunia, perbaikan ini didukung oleh membaiknya ekonomi dunia yang diprediksi tumbuh empat persen. Namun perbaikan ekonomi ini tergantung pada efektivitas pelaksanaan vaksinasi.
"Ini didasarkan pada peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal I-2021 di negara-negara ekonomi besar dan setelahnya pasar berkembang dan ekonomi berkembang yang lebih kecil," tulis Bank Dunia dalam laporannya, beberapa waktu lalu.
Kekebalan kelompok
Terlepas dari itu semua, jajaran ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan meski sejumlah negara sudah menjalankan program vaksinasi virus korona (covid-19), kekebalan kelompok atau herd immunity kemungkinan besar tidak akan tercapai tahun ini.
Herd immunity adalah istilah di saat sebagian besar masyarakat di suatu negara kebal terhadap penyakit tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan ke kelompok warga lain yang belum memiliki kekebalan.
Soumya Swaminathan dari WHO menekankan pentingnya bagi semua negara di dunia untuk menerapkan protokol kesehatan covid-19, seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, rajin mencuci tangan, dan lainnya. "Andaikata (kekebalan kelompok) itu terjadi di segelintir negara, tetap tak akan bisa melindungi masyarakat di seluruh dunia," tuturnya.
Sejumlah ilmuwan mengestimasi bahwa kekebalan kelompok di suatu negara dapat tercapai jika rata-rata vaksinasinya mencapai 70 persen dari total populasi. Namun sebagian pihak khawatir persentase yang lebih tinggi dibutuhkan karena covid-19 adalah virus yang sangat menular.
Penasihat Direktur Jenderal WHO Bruce Aylward berharap vaksinasi covid-19 di sejumlah negara miskin dapat dimulai bulan ini atau Februari. Ia sekali lagi menyerukan agar komunitas global memastikan vaksin covid-19 tersedia bagi semua orang tanpa terkecuali.
"Kami tidak bisa melakukan itu seorang diri," pungkas Aylward.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News