Ilustrasi. FOTO: PLN
Ilustrasi. FOTO: PLN

Cahaya di Gelap Bencana

Angga Bratadharma • 20 Januari 2021 14:13
Jakarta: Jumat dini hari, 15 Januari 2021, atau tepatnya pukul 01.28 WIB menjadi ingatan yang sulit dilupakan masyarakat Sulawesi Barat. Pasalnya, di saat masyarakat terlelap dihangatnya balutan selimut di tempat tidur, harus dipaksa terbangun ketika gempa besar mengguncang.
 
Mengutip data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika  (BMKG), Rabu, 20 Januari 2021, dilaporkan gempa berlangsung di titik koordinat 2.98 LS dan 118.94 BT saat langit gelap dan bertabur bintang. Pusat gempa berada di darat enam km Timur Laut Majene pada kedalaman 10 km. Gempa dengan magnitudo 6,2 bisa dirasakan oleh masyarakat di Majene, Palu.
 
Gempa yang mengguncang Sulawesi Barat itu memakan korban jiwa. Hingga Selasa, 19 Januari 2021, Basarnas Kota Makassar mencatat sebanyak 90 orang meninggal usai gempa tersebut. Jika dirinci, 79 orang di Kabupaten Mamuju dan 11 orang terdata di Kabupaten Majene.

Tim gabungan terus melakukan pencarian korban gempa yang diduga masih tertimbun di reruntuhan gedung atau bangunan serta di lereng-lereng gunung yang kemungkinan tertimbun longsor. Selain itu, tercatat ada sebanyak 679 orang luka ringan dan 253 orang luka berat, yaitu 189 orang luka berat di Kabupaten Mamuju dan 64 orang luka berat di Kabupaten Majene.
 
Pusat perbelanjaan
 
Sementara itu, sejumlah pusat perbelanjaan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat masih tutup pada hari keempat usai gempa berkekuatan magnitudo 6,2. Dari pantauan pada Selasa sore di dua pusat perbelanjaan di Kabupaten Mamuju, yakni Pasar Sentral Mamuju dan Pasar Baru terlihat lengang dan nyaris tidak ada aktivitas.
 
Begitupun dengan pusat-pusat pertokoan dan minimarket di Kota Mamuju, juga terlihat belum beraktivitas. Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Majene dirasakan hingga di Kabupaten Mamuju. Sementara, kondisi jalan-jalan protokol di Mamuju pada Selasa sore juga masih terlihat lengang.
 
"Pada hari pertama sampai hari ini, kami sangat kesulitan membeli kebutuhan pokok sebab aktivitas di Pasar Sentral dan Pasar Baru Masih tutup. Toko-toko tradisional juga hanya ada beberapa yang buka, itu pun barang yang dijual tidak lengkap," kata seorang warga Mamuju, Darma.
 
Cahaya di Gelap Bencana
 
Warga tadi juga mengaku masih kesulitan berbelanja berbagai kebutuhan pokok, seperti sayuran, ikan dan berbagai kebutuhan dapur lainnya akibat masih belum beroperasinya secara normal pasar tradisional di Kabupaten Mamuju.
 
Walaupun masih kesulitan mendapatkan berbagai kebutuhan pokok akibat belum pulihnya aktivitas pusat perbelanjaan dan pertokoan, namun warga di Mamuju yang menjadi korban gempa merasa lega setelah hampir seluruh jaringan listrik di Ibu Kota Provinsi Sulbar itu menyala.
 
Begitupun dengan jaringan telekomunikasi yang sempat terganggu dua hari usai gempa, kini sudah kembali normal. "Jaringan listrik di Mamuju sudah mulai normal begitupun dengan jaringan telepon, sehingga kami sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga kami di Makassar," ucap warga Mamuju lainnya Fadli.
 
Ketersediaan listrik
 
Selain dibutuhkan bantuan seperti makanan, air bersih, pakaian, dan kebutuhan pokok lainnya, ketersediaan listrik juga diperlukan. Pasalnya gempa yang terjadi membuat sistem listrik terganggu. Bahkan bukan tidak mungkin gelapnya malam kian pekat saat listrik tidak ada usai gempa bumi di Sulawesi Barat itu.
 
 
Halaman Selanjutnya
Berdasarkan catatan PT… …
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan