Namun, kita harus berupaya mengajak masyarakat melakukan perubahan perilaku. Kita otomatis menghindarkan diri dari kerumunan karena berpotensi membahayakan kesehatan kita. Kita harus berupaya mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga diri dari ancaman covid-19. Meski kelak ditemukan vaksin covid-19 pun bukan berarti virus korona akan hilang.
Virus itu akan tetap ada di sekitar kita. Hanya saja karena antibodi yang dibangun pada diri kita, badan kita bisa lebih tahan. Tetapi, ketika antibodinya sudah menurun lagi, covid-19 bisa mengancam kita karena virus yang hidup di alam sekarang ini tidak bisa dimusnahkan.
Oleh karena itu, ada atau tidak ada vaksin, perubahan perilaku harus menjadi bagian dari hidup kita. Kita harus menjaga terus imunitas dengan makan makanan bergizi, tidur teratur, olahraga teratur, dan tidak mudah stres. Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir harus menjadi tabiat baru kita.
Rem dan gas yang selalu menjadi perumpamaan Presiden Joko Widodo juga harus menjadi kebiasaan kita. Artinya, kita harus berupaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Setiap orang harus berupaya dan harus bekerja. Tetapi, di samping bekerja, kita harus mampu menjaga kesehatan diri.
Kemampuan untuk menjaga keseimbangan dari kedua hal itu merupakan tanggung jawab pribadi kita. Tidak ada pihak lain yang bisa menjamin kesehatan kita. Sama dengan tidak ada yang bisa menjamin ekonomi keluarga kita, kecuali kita sendiri.
Ke depan, fenomena Mal Tentrem akan terus terjadi. Kita memang tidak bisa terus hanya bisa bertahan. Kita harus mulai bersiap untuk melangkah ke depan. Tetapi, yang tidak boleh berubah ialah sikap kita untuk menjaga kesehatan kita, kesehatan keluarga kita, dan kesehatan lingkungan kita. Lagi-lagi protokol kesehatan harga mati!
Suryopratomo
Dewan Redaksi Media Group
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News