INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di sepanjang pekan lalu terpantau merah membara. Investor pun banyak yang melakukan cut loss untuk mengamankan aset mereka guna menghindari kebakaran yang konsisten terjadi dari awal hingga akhir pekan. IHSG longsor menyusul kenaikan yang terus terjadi dari September 2020 hingga awal 2021.
Mengutip data IDX, Selasa, 2 Februari 2021, selama periode 25-29 Januari 2021, pasar modal Indonesia terlihat konsisten di zona merah. Data IHSG minus 7,05 persen atau berada pada level 5.862,352 dibandingkan dengan posisi 6.307,127 pada penutupan pekan lalu.
Kemudian, kapitalisasi pasar berubah 7,07 persen atau sebesar Rp6.829,294 triliun dari Rp7.348,936 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan melemah 15,33 persen menjadi Rp17,423 triliun dibandingkan dengan pekan lalu sebesar Rp20,577 triliun.
Rata-rata frekuensi harian bursa turun 16,61 persen menjadi 1.348.714 kali transaksi dari 1.617.354 kali transaksi sepekan sebelumnya. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian melemah 21,66 persen menjadi 17,732 miliar saham dari 22,634 miliar saham pada penutupan pekan yang lalu.
Meski akhir Januari 2021 ditutup dengan pemandangan yang kurang sedap dilihat, namun ada kabar positif di balik itu. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan jumlah investor baru yang tercipta di sepanjang 2020 telah tumbuh 53,47 persen dari total jumlah investor pada 2019.
Jumlah investor saham pada akhir 2020 mencapai 1.695.268 Single Investor Identification (SID). Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang berjumlah 1.104.610 SID.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyampaikan investor baru pada 2020 secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70 persen dari total investor baru pada 2020. Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di pasar modal Indonesia.
Namun demikian, lanjut Inarno, terdapat hal yang tidak kalah penting untuk mengimbangi peningkatan jumlah investor saham, yaitu dengan turut melakukan peningkatan kualitas investor saham dalam negeri. Salah satu caranya adalah dengan melakukan sosialisasi dan edukasi, sehingga masyarakat yang menjadi investor di BEI tidak hanya sekadar ikut-ikutan.
"Namun memang memahami saham perusahaan yang dikoleksi, baik dari sisi fundamental maupun teknikalnya,” kata Inarno.
Berharap di awal Februari
Februari, yang sering dikenal dengan sebutan sebagai bulan cinta juga diharapkan menyelimuti pergerakan IHSG. Selimut cinta yang kuat diharapkan membuat IHSG bergerak secara lembut dan kuat di zona hijau. Tentu kondisi itu didukung dengan sejumlah katalis baik sentimen positif dari dalam negeri maupun di luar negeri.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan awal Februari 2021 antara lain pelaku pasar awalnya berharap awal Februari 2021 stimulus fiskal AS yang diusulkan Presiden Joe Biden sudah dapat disetujui.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan