\ Aksi Heroik Maulwi Saelan Bikin Kepincut Presiden Soekarno
Aksi Maulwi Saelan di bawah mistar gawang (Istimewa)
Aksi Maulwi Saelan di bawah mistar gawang (Istimewa)

Legenda Sepak Bola Nasional

Aksi Heroik Maulwi Saelan Bikin Kepincut Presiden Soekarno

Bola sepak bola tokoh
Rizki Yanuardi • 10 Oktober 2016 20:51
JELANG kongres pemilihan pengurus PSSI 2016, yang akan dilaksanakan dalam hitungan hari lagi, kabar duka justru menyelimuti sepak bola nasional. Ya, mantan Ketua Umum PSSI periode 1964-1967, Maulwi Saelan wafat pada hari ini, Senin 10 Oktober 2016, di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sekitar pukul 18.30 Waktu Indonesia Barat.
 
Mantan kiper tim nasional di era 1954-1958 itu adalah salah satu pemain sebak bola legendaris dan juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Tercatat, Maulwi Saelan pernah menjadi Wakil Komandan Cakrabirawa di era Presiden Soekarno dan pernah menjadi ajudan pribadinya.
 
Maulwi Saelan yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1926,merupakan anak Amin Saelan, tokoh nasional di Makassar dan pendiri Taman Siswa di kota itu. Dia bergabung dengan tim nasional Indonesia era 1954-1958 dan berkontribusi besar dalam keberhasilan Indonesia menembus empat besar Asian Games 1954 dan meraih medali perungggu di Asian Games 1958.
  Dibesarkan dari keluarga dengan karakter nasionalisme yang tinggi membuat Maulwi Saelan mencurahkan seluruh hidupnya untuk Indonesia. Dari angkat senjata hingga bersimbah peluh di ajang Asian Games juga Olimpiade pernah dirasakan pria asal Makassar tersebut.
 
Semasa masih kecil, Maulwi memang bercita-cita membela Indonesia di kancah dunia olahraga khususnya pesta internasional. Salah satu alasan yang ia menjadi motivasi besarnya saat adalah saat mendengar kisah heroik Jesse Owens, pelari asal Amerika Serikat di Olimpiade Berlin 1936.
 
“Ini gara-gara saya terpukau kejayaan pelari Jesse Owens yang berhasil memborong emas dalam Olimpiade Berlin tahun 1936,” kenang Maulwi seperti dikutip buku Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa.
 
Salah satu penampilan heroik Maulwi adalah ketika menghadapi Rusia di Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne, 17 November 1958. Indonesia kala itu berhasil menahan imbang Uni Soviet yang merupakan salah satu tim terkuat Eropa dan dunia. Maulwi Saelan berjibaku menahan gempuran Igor Netto, Sergei Salnikov, dan Boris Tatushin. Skor 0-0 bertahan hingga akhir pertandingan.
 
“Saya ditunjuk mempertahankan gawang kesebelasan Indonesia pada pertandingan bola Olimpiade XVI di Melbourne, Australia,” ujar Maulwi.
 
“Saya jatuh bangun menahan gelombang serbuan Beruang Merah. Pokoknya kami bertekad tidak menyerah. Waktu itu masih belum ada peraturan, kalau hasil pertandingan draw harus dilakukan sudden death atau adu penalti,” tutur Maulwi.
 
Namun di babak replay, Indonesia asuhan Tony Pogacnik tidak lagi mampu menahan serangan Uni Soviet. Maulwi Saelan harus bertekuk lutut kala tim Beruang Merah mengoyak jala gawangnya empat gol tanpa balas.
 
Prestasi Maulwi di lapangan terbilang mengkilap pada masanya. Maulwi justru mengawali karirnya di sepak bola sebagai bek tengah. Bersama Ramang, Darmadi, Tan Liong Houw, sejumlah legenda sepak bola lainnya, Maulwi pernah mengantar Indonesia menembus empat besar Asian Games 1954 dan meraih medali perunggu di Asian Games 1958 Jepang yang merupakan raihan terbaik skuat Merah-Putih hingga detik ini.
 
Aksi heroik Maulwi di kancah Asian Games dan Olimpiade sampai di telinga Presiden Soekarno. Sang Pemimpin Besar Revolusi pun menarik kiper yang dijuluki Si Benteng Beton tersebut menjadi anggota Resimen Tjakrabirawa pada 1962 hingga menjadi ajudan pribadi saat 1966.
 
Maulwi Saelan juga tercatat pernah menjadi Ketua Umum PSSI periode 1964-1967. Saat ini dirinya masih melanjutkan sumbangsihnya untuk Indonesia lewat dunia pendidikan dengan menjadi Ketua Yayasan Syifa Budi atau yang lebih dikenal dengan Al-Ahzar Kemang. Sesekali ia juga masih menjadi pembicara dalam diskusi sepak bola dan sejarah.
 
Tokoh pejuang yang sumbangsih pemikirannya masih diperlukan untuk kemajuan sepak bola nasional itu kini telah tiada. Semua insan sepak bola pun berduka. Semangat dan motivasinya selama bersentuhan dengan sepak bola sudah sepatutnya menjadi teladan generasi sekarang. Bahkan Menpora Imam Nahrawi yang mendengar wafatnya Maulwi Saelan merasa kehilangan dan sempat berujar, "Perjuangan Maulwi Saelan Harus Diteruskan."(dari berbagai sumber)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RIZ)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif