Ini seperti pembuktian, meski cuma tajuknya laga persahabatan. Minimal untuk suporter masing-masing. Siapa yang lebih perkasa? Argentina atau Brasil?
Di Piala Dunia 2014, kedua tim sebenarnya berpotensi bentrok, namun Brasil hancur lebur sebelum puncak. Jerman mengalahkannya 7-1 di semifinal. Telak dan menyakitkan bagi Brasil. Menyakitkan karena setelah kalah, suporter Argentina semakin seenaknya mengolok-olok.
suporter Brasil lalu merasa seperti masih disayang Tuhan setelah melihat Argentina kalah dari Jerman di final. Mereka tidak bisa membayangkan bila takdir berkata Argentina harus mengangkat trofi Piala Dunia 2014 di tanah Brasil.
Itu cerita rivalitas Brasil dan Argentina di Piala Dunia 2014. Meski tak sempat bentrok, tetapi gaduh di luar lapangan. Di Beijing nanti kondisinya kemungkinan enggak jauh beda.
Bagi sejumlah pemain, duel di agenda pekan laga internasional ini juga tak kalah penting. Mereka akan menjadikan momentum tersebut untuk memikat hati pelatih dan publik sepakbola.
Seperti Kaka. Ia salah satu pemain yang dipanggil pelatih Brasil, Dunga. Dia sempat keluar skuat "Selecao" sejak awal 2013. Saat Piala Dunia Juni-Juli lalu, namanya juga tidak ada di skuat.
Dalam laga menghadapi Argentina, Kaka menyimpan motivasi besar untuk menunjukkan bahwa dia belum habis dan masih layak beredar di timnas. Robinho 'sebelas-duabelas'. Bersinar di Timnas pada 2006--2010, setelah itu kariernya memble di klub.
Lalu ada lagi Elias. Gelandang 29 tahun itu mungkin yang paling bernafsu tampil. Ia belum pernah mengecap manis publistas di "Selecao". Ia sering disisihkan pelatih Brasil sebelumnya. Kebetulan Fernandinho dan Ramires sedang cedera kali ini, Dunga lalu meminta tenaganya.
Ada lagi Diego Tardelli. Striker Atletico Mineiro ini belum pernah mencetak gol dari tujuh penampilannya di timnas.
Sayangnya, sejumlah pemain Brasil sedang cedera. Sebab itu, Dunga tidak bisa menurunkan pemain seperti Ricardo Goulart, Ramires dan Marquinho. Tetapi karena itu, pemain seperti Souza dan kiper Marcelo Grohe yang belum punya caps bisa tampil.
Nama terakhir tidak bisa dipandang sebelah mata. Catatannya bagus di klubnya, Gremio. Delapan kali tanding, gawangnya belum pernah dibobol.
AFP/Damien Meyer
Di kubu Argentina, Gerardo Martino juga sedang coba-coba. Dia tak mau menerima mentah-mentah daftar pemain dari pelatih sebelumnya, Alejandro Sabella. Gelandang Javier Pastore yang sebelumnya dilupakan, ia coba boyong lagi ke timnas.
Nicolas Gaitan, Nahuel Guzman, Enzo Perez, Erik Lamela, juga dalam posisi yang sama seperti Pastore. Bila ingin punya tempat, mereka harus tampil habis-habisan di dua laga internasional kedepan; lawan Brasil dan Jepang.
Bagaimana kans kedua tim? Brasil baru kali ini menghadapi Argentina dengan komando Gerardo Martino. Mantan pelatih Barca itu baru saja sukses menumbangkan Jerman 4-2 dengan formasi 4-3-3 nya. Sedangkan Brasil baru menggilas Ekuador 0-1. Bukan skor yang meyakinkan. Dunga yang memasang Neymar di sayap kiri dan Willian di kanan mengapit striker Diego Tardelli, masih kurang puas. Namun ia menyalahkan kondisi lapangan yang membuat timnya sulit berkembang.
Argentina dan Brasil terakhir bertemu pada 22 November 2012. Saat itu Argentina menang 2-1. Di laga sebelumnya, Brasil yang menang dengan skor sama. Yang jadi catatan dalam dua laga itu, kedua tim menyimpan banyak pemain inti.
Sebab itu laga kali ini diprediksi lebih menarik, karena kedua tim tampil dengan pemain andalannya. Apalagi sejumlah pemain bintang yang sempat redup dipanggil lagi. Tinggal di ujung laga, suporter tim mana akan merasa lebih jumawa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIT)
