Ratu Tisha menyampaikan langsung di depan tim yang baru saja menjuarai turnamen Jenesys di Jepang, awal pekan lalu itu. Tisha mengatakan bahwa PSSI memastikan skema pembinaan usia muda, baik amatir dan profesional, tidak akan lagi terputus.
"Tidak bicara hanya sekumpulan anak-anaknya saja yang akan kita jaga, tapi seluruh masyarakatnya yang sedang berkompetisi di tingkat Soeratin U-13, naik ke U-14, ke 15, 16, 17, itu harus memiliki liga kompetisi," ujar Tisha.
Tahun 2018 ini, rencananya PSSI menggelar Piala Soeratin U-13, sekaligus memastikan ke jenjang kompetisi ke U-15 dan U-17, yang tertata rapi.Baca juga: Setiba di Tanah Air, Skuat U-16 Langsung Dapat Kalungan Bunga
"Sisanya di area profesional stream. PSSI mewajibkan klub-klub Liga 1 tahun menginvestasikan alokasi dari dana kompetisi yang didapat, untuk mendirikan elite pro academy. Dan memastikan U-16 menjadi salah satu tonggak di elite pro academy," jelas Tisha.
"Yang nantinya untuk 2019 dan 2020, elite pro academy juga akan dipublikasi di area U-18 dan U-14," imbuhnya.
Lebih lanjut Tisha mengatakan, stream line untuk scouting akan lebih ditingkatkan antara kerja sama pemerintah (Kemenpora) dan PSSI.Baca juga: Fakhri Husaini Beberkan Dua Kunci Sukses U-16 Juara
Instruksi PSSI membentuk elite pro-academy, dianggap penting karena memiliki kombinasi antara training camp (TC) dan kompetisi. Ditanya mengenai menjaga konsistensi pemain U-16, Tisha mengatakan, para pemain U-16 harus memiliki banyak pengalaman untuk berkompetisi.
"Berkompetisinya pun tidak harus manjadi satu kesatuan tim. Mereka expose untuk berkompetisi dengan tim berbeda-beda, nature yang berbeda- beda. Kemudian di tiap bulan, tujuh sampai 10 hari, mereka akan berkumpul untuk training camp. Kemudian diakhiri dengan uji coba," jelas Tisha.
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami@medcom_olahraga
Video: The Jakmania Sambut Kemenangan Persija
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)
