\ PSSI Perlu Direktorat yang Khusus Urus Suporter
Ilustrasi--Suporter Persija Jakarta (The Jak) lengkap dengan atribut berde monstrasi di depan Istana Negara, Jakarta. (Foto: MI/Atet Dwi Pramadia)
Ilustrasi--Suporter Persija Jakarta (The Jak) lengkap dengan atribut berde monstrasi di depan Istana Negara, Jakarta. (Foto: MI/Atet Dwi Pramadia)

PSSI Perlu Direktorat yang Khusus Urus Suporter

Bola persib liga 1 indonesia Anarkisme Suporter
25 September 2018 11:24
Jakarta: Pengamat Sepak Bola Budiarto Shambazy menilai aksi kekerasan yang dilakukan oknum suporter sepak bola saat laga seperti kaset rusak yang diputar berulang-ulang namun tidak ada tindakan tegas tegas sebagai upaya memberikan efek jera.
 
Ia menduga kekerasan berujung kematian yang menimpa Jakmania Haringga Sirila pada laga Persib vs Persija pekan lalu sengaja dilakukan oknum dengan pola search and destroy secara acak.
 
"Mereka masuk wilayah stadion untuk mencari korban. Jadi (mental) suporternya sudah buruk (dari awal)," ujarnya dalam Metro Pagi Primetime, Selasa, 25 September 2018.
  Menurut dia, manajemen suporter pada dasarnya sudah baik sebab dilakukan sampai ke tingkat paling rendah di lingkungan rukun tetangga (RT). Artinya, tidak ada masalah dari segi organisasi meski akhirnya kekerasan tetap terjadi.
 
Ia melihat kelemahan justru ada pada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI mestinya memiliki direktorat yang khusus mengurusi supoprter.
 
"Klub fan kan banyak dan jumlahnya besar, harus ada yang namanya ngopeni (mengurusi). Direktorat urusan suporter ini harus rajin mendekati para klub fan," ungkapnya.
 
Selain itu, kata dia, fungsi intelijen kepolisian dalam hal mengamankan suporter bola saat laga juga tak bekerja. Padahal, kekerasan antarsuporter bisa dicegah jika saja polisi menggunakan fungsi intelijen yang dimiliki untuk melakukan pemetaan potensi kekerasan.
 
Tak cuma saat kejadian, Shambazy mengungkapkan polisi seharusnya bisa melakukan pemetaan, identifikasi, orang-orang yang berpotensi melakukan kekerasan dan provokasi di antara suporter yang berada di lokasi.
 
"Sekali lagi ini rancangan, bukan kekerasan yang tiba-tiba. Dalam istilah militer ada search and destroy, ini bahaya dan tidak bisa dibiarkan karena bukan hanya masalah kriminal tapi pembunuhan berencana," jelas dia.
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(MEL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif