Bandung: Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, sangat geram terhadap PSSI usai menjatuhkan hukuman pasca-insiden meninggalnya suporter Persija Jakarta, 23 September 2018 lalu. Umuh menilai PSSI tergesa-gesa memutuskan hukuman untuk Persib.
Persib harus menerima pil pahit karena harus menjalani laga kandang di luar pulau Jawa pada sisa musim 2018 hingga pertengahan musim 2019 mendatang. Keputusan itu pun dianggap Umuh tidak berlandaskan hukum atau aturan, baik dalam statuta PSSI maupun federasi sepakbola dunia atau FIFA.
"Ini sanksi yang tidak mendasar. Dasarnya dari mana mereka ngambil sanksi seperti ini. Dan Saya pertanyakan apakah dia sudah lapor dulu ke FIFA, minta persetujuan dan memberitahukan," kesal Umuh saat ditemui di Stadion si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu 3 Oktober 2018.
Umuh pun mempertanyakan kinerja Tim Pencari Fakta yang belum mengumumkan hasil investivigasi atas kasus meninggalkan suporter Persija tersebut. Pasalnya hingga hari kelima setelah tim tersebut dibentuk, belum ada hasil yang dipublikasikan atas temuam-temuan di lapangan.
"Juga investivigasinya sudah dipanggil, sudah terkumpul. Ini kan tergesa-gesa, aneh kan. Ini harus ada kejelasan dulu," ungkap Umuh.
Bahkan Umuh menilai sanksi yang dijatuhkan PSSI dianggap ingin menghancurkan Persib yang kini tengah berada di puncak klasemen sementara Liga 1 Indonesia 2018. Pasalnya Persib memiliki kans besar untuk juara musim ini dengan sisa enam laga kandang dan lima laga tandang.
"Carilah keadilan yang benar-benar, jangan karena nafsu, jangan karena inginnya menghancurkan Persib. Saking nafsunya untuk membubarkan Persib, karena mungkin tahun ini bukan Persib yang jadi juara," pungkasnya.
Keluarga Almarhum Haringga Minta Tak Ada Aksi Balas Dendam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIR)