Peristiwa tragis itu terjadi dalam perjalanan pulang ke Turin dari Lisbon usai melakoni laga persahabatan kontra Benfica. Berdasarkan laporan yang dihimpun, cuaca di sekitar Turin pada hari itu sangat buruk. Selain hujan, terjadi kabut yang membatasi jarak pandang pilot.
Ketika pesawat sudah mendekati Bandara Turin, pesawat tiba-tiba menabrak bukit yang bernama Superga yang terletak di pinggiran kota Turin. Sebanyak 31 penumpang pesawat meninggal dunia termasuk 18 pemain Torino dan seluruh staf pelatih. Lalu, ada tiga wartawan dan satu warga Inggris yang turut menjadi korban.
Satu-satunya penggawa Torino yang selamat dari kecelakaan itu ialah Sauro Toma. Sebab, dia tidak ikut rombongan lantaran mengalami cedera.
Setelah kecelakaan itu, Torino menurunkan para pemain muda untuk berlaga di Serie A. Sebagai bentuk rasa hormat, lawan yang dihadapi Torino juga menurunkan pemain mudanya. Alhasil, Torino memenangkan empat pertandingan tersisa dan meraih scudetto kelimanya. Gelar itu seperti hiburan kecil untuk duka mendalam yang dirasakan Torino.
Torino boleh dibilang menjadi salah satu klub tersukses di Italia. Torino didirikan pada 1906. Mereka meraih scudetto pertama pada 1928. Pada era 1940-an, Torino menikmati kesukesan terbesar di Italia.
Sejak 1943 hingga 1948, tim yang bernama Grande Torino itu memenangkan empat scudetto berturut-turut (kecuali 1944 dan 1945 kompetisi ditiadakan karena Perang Dunia II). Torino juga langganan memberikan pemainnya membela Timnas Italia selama periode tersebut. (TDIFH)
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami@medcom_olahraga
Video: Indonesia Ditahan Imbang 0-0 oleh Uzbekistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)