\ Kualifikasi Piala Dunia 2022: Preview Timnas Indonesia vs Malaysia
Aksi unik suporter Malaysia saat mendukung tim kesayangannya (Foto: Mohd RASFAN / AFP)
Aksi unik suporter Malaysia saat mendukung tim kesayangannya (Foto: Mohd RASFAN / AFP)

Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia

Harimau Malaya Kehilangan Belang

Bola timnas indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia
Arpan Rahman • 26 Agustus 2019 12:29
TELAH tiga tahun musuh bebuyutan asal negeri serumpun Melayu tidak beradu lincah di rumput hijau. Pertandingan Indonesia versus Malaysia di level senior selalu menjadi pertemuan menarik bagi pencinta sepak bola. Ini yang dinamakan 'derby' Asia Tenggara.
 
Terakhir kedua kesebelasan beruji coba di Stadion Manahan, Solo, pada 6 September 2016. Garuda Merah-Putih unggul telak 3-0 atas Harimau Malaya. Setelah itu, menurut laporan sejumlah media, Negeri Jiran terus menolak untuk bertanding persahabatan.
 
Apa Malaysia menganggap usai persahabatan dengan Indonesia? Kalau bukan, mengapa terjadi kebekuan dalam hubungan? Ataukah muncul sentimen konfrontasi seperti era 60'an di blantika sepak bola antara kedua negara?

Dua Derby

Diwarnai dinamika seperti itu, tahu-tahu undian Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia menempatkan kedua negara ke dalam satu grup. Di Grup G, kita akan berjumpa pula dengan Uni Emirat Arab, Vietnam, dan Thailand.
  "Ini hasil undian terbaik," kata pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe, di situs resmi FIFA. "Kami paling akrab dengan tim ASEAN (Asia Tenggara) lainnya, terutama Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Tentu saja UEA adalah tim terberat dan favorit.
 
"Bermain melawan negara-negara ASEAN akan memicu persaingan dan derby, para penggemar menyukai ini. Tetapi yang lebih penting, itu berarti tidak harus melakukan perjalanan terlalu jauh, dan perbedaan waktu tidak akan terlalu besar dan tidak akan membutuhkan penyesuaian ekstensif di pihak para pemain," cetusnya.

Baca:Timnas Indonesia Mencari Inspirator Terpilih


Sementara Vietnam menganggap Thailand sebagai musuh bebuyutan begitu juga sebaliknya. Jadi di grup ini akan muncul dua serial derby ASEAN.
 
Dan bila UEA tidak main curang, persaingan lima kontestan bisa sekeras titanium. Tak satupun di antara mereka dapat menakut-nakuti lawan sebelum pertandingan dimulai.
 
Istimewanya, Indonesia dan Malaysia mencatat rekor 95 kali bertanding sejak 7 September 1957. Mereka bermain dalam 14 ajang selama 59 tahun. Sejak zaman milenium, arenanya hanya dominan di Piala AFF dan pertandingan persahabatan.
 
Empat dekade sebelumnya lebih ramai. Laga mulai Turnamen Merdeka, Asian Games, Piala Raja, Piala Presiden, Trofi Jakarta, Piala Asia, Pra-Piala Dunia, SEA Games, Piala Merlion, Brunei Merdeka, Piala Kemerdekaan, sampai Piala Perak Bangabandhu. Gelanggangnya terbentang dari Kuala Lumpur, Jakarta, Bangkok, Saigon, Seoul, Singapura, Bandar Seri Begawan, hingga Dhaka.
 
Malah di Pra-Piala Dunia baru sekali saja kita bertemu pada 3 Maret 1977 di Singapura, yang berakhir dalam skor kacamata. Tim Malaysia kala itu dihuni pelbagai ras keturunan seperti Tionghoa, Tamil, Keling, Sikh, dan Melayu. Sedangkan Indonesia diperkuat pemain asal Medan, Padang, Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Jayapura.

Dua Masalah

Saat ini Malaysia terantuk dua masalah rumit di dalam timnasnya. Selama lebih dari tiga dekade, mereka gagal membentuk lini pemukul mematikan di pentas internasional. Dan mencuat pro-kontra buat merekrut lebih banyak pemain naturalisasi.
 
Lembeknya barisan depan, berimbas pada kebingungan pelatih Tan Cheng Hoe untuk memilih antara Luqman Hakim Shamsudin atau Ahmad Hazwan Bakri. Luqman baru saja bersinar di Piala U-18 AFF 2019, tapi pengalamannya masih mentah, usianya belum matang. Sedangkan Hazwan tidak banyak bermain reguler di klubnya. Sang pelatih mengakui kurangnya kualitas penyerang lokal di kompetisi domestik Liga-M.
 
Ulasan Timesport di New Straits Times sempat memanas-manasi situasi agar Cheng Hoe melirik Luqman. Tapi akhirnya yang terpilih Hazwan.
 
Mereka rindu dengan enaknya zaman Mokhtar Dahari, Zainal Abidin Hassan, Azman Adnan, Hairuddin Omar, dan Safee Sali: striker dari masa lalu yang telah menyinari sepak bola Malaysia. Apa kabar penyerang Harimau Malaya sekarang?
 
Kerinduan itu belum terobati jua dengan munculnya Syafiq Ahmad sebab performanya masih timbul-tenggelam. Pasukan sukan Negeri Jiran sedang krisis striker, itu jelas sudah.
 
Nor Idlan Talaha tetap diandalkan, meski kecepatannya hampir habis. Sudah 33 tahun, Mak Yo -- panggilan akrab Idlan -- tidak mampu lagi berlari cepat lebih dari jarak lima meter. Posturnya jauh dari ideal, perutnya buncit. Nomor 9 selalu ada dalam kotak penalti, tapi di luar itu dia hilang. Seolah tanpa dosa, dia lebih suka berjalan kaki bukan ambil langkah seribu di depan gawang.
 
Vitalitas Malaysia tersolid berupa duet di lini tengah. Safawi Rasid, gelandang kidal, punya ciri khas: kuat menendang efek dengan sisi luar kaki kirinya. Teknik ini bertumpu pada kelingking, jari manis, jari tengah, dan telunjuk, yang keempatnya agak ditekuk saat menyepak.
 
Tendangan bebasnya berbahaya. Eksekusi sekali sabetnya bagus juga, tanpa mengendalikan bola dan memancang ancang-ancang, hanya bersandar pada kuda-kuda dadakan.
 
Ia terpadu sepadan dengan Mohammadou Sumareh, pemain naturalisasi kelahiran Gambia. Biasa Sumareah berfungsi membuka ruang lewat gerak langkah panjang diiringi gocekan terkontrol, Safawi yang kebagian mengeksekusi.
 
Lebih ke belakang, barisan beknya khusus di jantung pertahanan, kerap sembrono dalam bertahan. Gol awal Vietnam di leg pertama final Piala AFF 2018 menunjukkan kesalahan besar sangat mendasar.
 
Padahal tenaga dan pikiran pemain belum letih. Laga baru memasuki menit 21. Malaysia tidak di bawah tekanan lantaran tampil di Stadion Nasional Bukit Jalil kandang sendiri.
 
Pasukan Kebangsaan mendapat serangan balik melalui sayap. Phan Van Duc lolos amat licin bagai belut rawa dari Delta Mekong. Ia masuk kotak penalti lewat samping, dikawal ketat Shahrul Saad yang dilapisi Irfan Zakaria. Tapi Nazirul Naim Che Hashim salah fatal mengantisipasi, tepat di mulut gawang. Jala gawang mereka pun jebol.
 
Sayap itu muncul dari pinggir lapangan, sudah pula ditekan dua kawan bek lain, Nazirul tidak perlu menutup ruang. Namun menempel habis lawan terdekat darinya. Di depannya dua bek berjaga, dia pelapis ketiga. Pertahanan sudah tertutup rapat. Jangan panik menjadi peringatan pertama di kepala.

Baca juga:Meretakkan Gading Gajah Perang


Tidak wajib Nazirul berpikir ke mana umpan akan diarahkan. Melainkan mubah menindak siapa lawan yang paling potensial menerima bola. Kalaupun bukan yang potensial mendapat umpan, dia mesti menghimpit lawan paling dekat.
 
Praktik itu sering terjadi di lapangan. Bila ingat teori dasar yang diajarkan kepada semua pemain usia dini sebenarnya bola silang tersebut takkan mengubah kedudukan. Itulah contoh buruk dari bek senior yang salah besar memahami teori dasar.
 
Berlaga menjamu Malaysia dalam partai perdana Grup G Pra-Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 5 September 2019, tentu bukan hasil ala kadarnya yang kita cari. Tapi gol harus ditabung sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Garuda Merah-Putih tinggal menewaskan musuh klasiknya yang abadi.
 
Kita merasa optimistis akan bersih tidak mungkin kebobolan karena mesin serangan mereka sudah rongsokan. Palang pintunya terlalu renggang, garis gawangnya cukup mudah dilewati bola. Asalkan lekat mengawasi duet padu-padan seperti setelan, Safawi-Sumareh, sekaligus meredakan ancaman sejak di lini kedua.
 
Lewat gaya ucap ala ungkap Melayu yang penuh bahasa berbunga-bunga, boleh dikata: Harimau Malaya 30 tahun kehilangan belang, walau belum binasa, telah sekarat akibat ompong taringnya.
 
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umpan yang panjang
Bola ditendang masuk sekali
 
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga

 
Video: Kejuaraan Dunia 2019, Ahsan/Hendra Raih Gelar Juara Dunia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif