Jakarta: Perjalanan panjang harus ditempuh Nathan Muskitta, remaja berdarah Inggris-Indonesia yang tengah menimba ilmu di salah satu akademi sepak bola terbaik Eropa, West Ham United.
"Waktu masih usia 4 tahun, Nate kecil sangat aktif. Saya awalnya mencoba memperkenalkannya dengan olahraga golf, tapi dia tidak berhenti menendang bola. Maka dari itu, saya putuskan masukkan dia ke klub sepak bola," ujar Iwan Muskitta membuka pembicaraan kepada Medcom.
Nate, akrab dia disapa, memang tidak setenar Egy Maulana Vikri yang tiap gerak-geriknya selalu mencuri perhatian publik, bukan cuma Indonesia, tapi juga Polandia bahkan Portugal. Akan tetapi, pemuda kelahiran 1999 yang bermain di posisi penyerang itu juga memunculkan secercah harapan.
Iwan dan keluarga sudah menetap di Australia sejak lama. Di sana, ada proyek sepak bola dini ambisius dengan sasaran tidak tanggung-tanggung, yakni Piala Dunia 2022 Qatar. Anak-anak dalam rentang usia 9-14 tahun, termasuk di dalamnya adalah Nathan, ditempa latihan intensif hingga siap menatap Piala Dunia.
Klik: Data dan Fakta Jelang Liverpool kontra City
Salah satu agendanya adalah dengan melakukan uji tanding di Eropa menghadapi klub-klub elite seperti Real Madrid sampai Manchester United. Dari situ, Nate berhasil mencuri perhatian pemandu bakat dari sejumlah tim ternama.
"Talent scout dari Leicester City sempat memanggil, tapi batal terlaksana karena terbentur masalah visa yang memakan waktu 1 sampai 1,5 tahun. Ketika kembali ke Leicester, kuota pemain muda sudah penuh," kenang Iwan.
"Saat itu Leicester baru saja juara Liga Primer Inggris, namanya menanjak dan akademinya merupakan salah satu yang terbaik di Inggris. Karena banyak pemain muda berbakat, saat Nate kembali salah satu orang dari sana (Leicester) tak bisa menampungnya lagi, sudah telat juga karena masih mengurusi visa tadi," sambungnya.
Tak mau menyerah, Nate memutuskan untuk menetap di Inggris dan mencoba masuk ke klub-klub divisi bawah Inggris. Chesterfield Town menawarinya bergabung, namun sayang, karena tertimpa masalah finansial, manajemen tidak jadi merekrut Nate.
Klik: Xavi Hernandez Banting Setir Jadi Pelatih?
Iwan menuturkan, salah satu pelatih di Chesterfield meyakinkan Nate untuk tidak patah arang karena melihat potensi besar yang dimiliki pemuda kelahiran Bintaro tersebut.
"Tidak jadi bergabung dengan Chesterfield, Nate mencoba masuk ke Southend United. Lumayan lama dia di sana, baru kemudian ada kontak dari West Ham United. Bukan trial, karena kalau trial kan jangka pendek, antara satu sampai enam minggu. Ini si Nate sudah sejak Oktober (2017), dia ikut latihan bersama tim U-19 dan U-23 (development program)," jelas Iwan.
Di akademi, ada sekitar 20 pemain yang berlomba mencuri perhatian staf pelatih agar bisa ditarik ke skuat utama. Seleksi bakal ketat sekali karena berdasarkan keterangan Iwan, hanya ada dua remaja saja yang diambil dan sign kontrak profesional.
Pada transfer windows musim panas mendatang, akan segera diketahui apakah Nathan dikontrak secara profesional atau tidak. Jika tidak diangkat, ia akan di-transfer out ke klub lain.
West Ham United sendiri dikenal pernah melahirkan pemain-pemain hebat. Rio Ferdinand, Frank Lampard, dan Joe Cole adalah contoh jebolan klub berjuluk Academy of Football tersebut.
Video: Diterpa Cedera, Ini Perkiraan Formasi Liverpool vs City
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)