"Saya selaku CEO mengakui bahwa ada kelalaian di dalam aparat kami. Atas nama institusi Arema FC, saya minta maaf," katanya kepada awak media saat konferensi pers, Kamis 19 April 2018.
Iwan mengatakan kelalaian tersebut terjadi karena pihak keamanan terlalu menganggap remeh kesulitan yang terjadi pada laga big match tersebut.
"Sejujurnya kami menganggap kedewasaan Aremania (julukan suporter Arema FC) itu sangat tinggi. Jadi kami terlalu rendah mempersiapkan diri dalam menghadapi situasi ini," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum PSSI itu juga menyebutkan, apa yang dilakukan match steward atau pengawa penonton selaku aparat awal untuk menangani situasi tersebut, melebihi batasan-batasan yang telah diberikan panpel pertandingan sebelumnya.
"Saya memahami reaksi Aremania ketika ada satu suporter, yang mohon maaf, tidak mengenakan baju diamankan oleh match steward kemudian terlihat jelas terjadi pemukulan. Untuk alasan apapun, pasti dia akan kami berikan sanksi," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panpel pertandingan Arema FC Abdul Haris menyatakan, sebenarnya pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi beberapa hari sebelum pertandingan digelar.Baca juga: Tersangka Penyerangan Bonek Hingga Tewas Jadi Empat Orang
"Rapat koordinasi itu antara match steward, Aremania dan kepolisian. Bahkan, sebelum pertandingan juga ada briefing kepada match steward," urainya.
Pada rapat briefing beberapa jam sebelum pertandingan, panpel telah menekankan agar match steward melakukan penanganan secara humanis, persuasif dan tanpa kekerasan saat terjadi kericuhan.
Namun, kenyataannya match steward beberapa kali melakukan kekerasan terhadap suporter saat terjadi kericuhan. "Mungkin karena emosional dan adanya rekruitmen anggota baru sehingga menanganinya secara berlebihan," pungkasnya.
Video: PSSI Masih Kumpulkan Bukti-Bukti Kerusuhan di Laga Arema Vs Persib
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)