\ Polri Berdalih Butuh Waktu Telisik Perkara Mafia Bola
Ilustrasi (Istimewa)
Ilustrasi (Istimewa)

Dugaan Pengaturan Skor di Sepak Bola

Polri Berdalih Butuh Waktu Telisik Perkara Mafia Bola

Bola suap olahraga
Golda Eksa • 22 Juli 2015 19:38
medcom.id, Jakarta: Penyelidikan dugaan kasus pengaturan skor di sepak bola Indonesia yang sudah dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sejak 16 Juni lalu, hingga kini belum menemukan benang merah. Polri berdalih, proses penanganan sebuah perkara tidak mudah karena penyidik membutuhkan waktu untuk mencari unsur pidana.
 
Sejauh ini, penyidik belum memberi penjelasan terkait perkembangan laporan atas pengaduan yang dibuat BS bersama tim advokasi #Indonesiavsmafiabola. Alhasil, banyak pihak menilai Polri lamban menuntaskan perkara tersebut.
 
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto menampik anggapan, yang menyebut Polri tidak reaktif menyikapi laporan masyarakat khususnya dugaan pengaturan skor sepak bola.
  "Kita ingin semua cepat selesai, tapi terkendala karena dipengaruhi banyak faktor, seperti orang-orang yang dipanggil untuk diminta keterangan tidak bisa datang, dan persoalan pengumpulan barang bukti," ujarnya, Rabu (22/7/2015).
 
Agus menambahkan, penyidik masih membutuhkan waktu untuk melengkapi semua unsur pidana seperti yang dilaporkan. Ia pun meminta masyarakat bersabar dan memberikan ruang kepada polisi menuntaskan perkara.
 
"Tidak gampang mencari orang yang akan diperiksa, belum lagi mencari barang buktinya. Semua ini hanya persoalan waktu. Inilah yang membuat kita susah menyelesaikannya."
 
Penanganan perkara mafia sepak bola di Tanah Air sangat kontras dengan penegakan hukum di Singapura. Disana, tak sampai dua bulan sudah bisa menghukum mantan wasit Indonesia, Nasiruddin, selama 30 bulan dalam kasus pengaturan skor pertandingan SEA Games 2015 lalu.
 
Nasiruddin dihukum lantaran terbukti berkonspirasi dengan Rajendran R Kurusamy (Singapura) dan pemain Timor Leste Moises Natalino de Jesus untuk menyuap Direktur Teknik Timnas Timor Leste Orlando Marques Henriques Mendes.
 
Iming-iming suap diajukan agar Timor Leste mengalah saat menghadapi Malaysia pada laga pertama Grup B SEA Games di Singapura, 30 Mei 2015.
 
Dari hasil investigasi yang dilakukan Singapore's Corrupt Practices and Investigation Bureau (CPIB) diketahui bahwa Nasiruddin menawarkan S$15 ribu atau sekitar Rp146 juta untuk ofisial tim Timor Leste. Dalam laga tersebut Timor Leste kalah dari Malaysia dengan skor tipis 0-1.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RIZ)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif