medcom.id, Jakarta: Mantan wasit asal Indonesia, Nasiruddin divonis hukuman penjara selama 30 bulan usai ditangkap Biro Investigasi dan Praktik Korupsi (CPIB) Singapura atas tuduhan kasus mafia sepak bola di ajang SEA Games 2015. Nasiruddin diduga telah menawarkan uang sebesar11 ribu US$, atau sekitar Rp 147 juta agar Timor Leste mau sengaja mengalah dariMalaysia.
(Baca Juga: Wasit Indonesia Dipenjara karena Terlibat Pengaturan Skor)
Setelah ditelisik, ini bukan pertama kali Nasiruddin terlibat dalam kejahatan di dunia sepak bola. Pada 1997 lalu, ia juga terlibat dalam kasus mafia wasit yang melibatkan 15 korps pengadil dan Persikab Bandung.
"Kejadian itu melibatkan 15 orang wasit. Ada yang dihukum lima, 10, 15, dan 25 tahun. Nasiruddin termasuk orang yang mendapat hukuman terberat. Ketika itu, komite wasit Indonesia sedang dipegang oleh Jafar Umar. Harusnya peristiwa ini tidak diketahui orang. Tapi semuanya terkuak karena manajer Persikab "bernyanyi" (berbicara ke media)," beber mantan wasit dan komite wasit PSSI, Jimmy Napitupulu kepada Metrotvnews.com, Rabu (22/7/2015).
Menurut Jimmy, sistem di perwasitan Indonesia memang sedang bobrok ketika itu. Krisis ekonomi membuat para wasit jadi tak segan untuk menerima uang sogokan. "Situasi sangat mengkhawatirkan. Semua wasit yang ikut kursus pelatihan C1 pada 1997 diluluskan. Kenapa itu bisa terjadi? Semuanya karena uang sogokan," ungkap Jimmy.
Buruknya sistem di perwasitan Indonesia pula yang membuat Jimmy berhenti bekerja sebagai komite wasit PSSI. "Saya akhirnya merasa lelah setelah bertahun-tahun berkecimpung sebagai korps pengadil. Terlalu banyak kesalahan," katanya.
Kejahatan yang dilakukan Nasiruddin serta para wasit-wasit lainnya sebetulnya bisa dihindari. Asal, para pemangku kepentingan di sepak bola Indonesia mau memberi wasit dengan gaji yang layak. Menurut pengakuan Jimmy, PSSI dan pengelola kompetisi tidak membayar gaji wasit sesuai standar yang ditetapkan AFC.
"AFC itu menetapkan gaji wasit sebesar 500 US$ per pertandingan. Itu belum mencakup tiket pergi-pulang. Bagaimana di sini? Sudah tidak sesuai tarif, gaji wasit juga telat dibayar," kesal Jimmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)
