Laskar Sape Kerrab mendapatkan penghargaan itu karena dinilai sebagai tim yang paling menghargai setiap keputusan yang diberikan pengadil lapangan. Klub asal Pulau Madura ini menyisihkan Sriwijaya FC yang meraih penghargaan serupa pada gelaran Piala Presiden sebelumnya.
Raihan tersebut mendapatkan apresiasi dari Presiden Madura United, Achsanul Qosasi. Ia mengatakan bahwa penghargaan itu menjadi tolak ukur bahwa esensi sepakbola tidak hanya berbicara mencetak gol atau meraih kemenangan, meski harus dengan cara kekerasan.
Tapi sepakbola untuk menjalin keakraban masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Meski tim kadang merasa dirugikan oleh keputusan wasit, Achsanul menegaskan bahwa wasit juga manusia. Sehingga pemain atau tim tidak etis jika terlalu agresif memprotes wasit.Klik di sini:Madura United Ikut Cilacap Cup
"Semoga penghargaan ini menjadi motivasi bagi Madura United untuk terus mengulurkan tangan persahabatan melalui sepakbola. Karena sepakbola adalah sarana persahabatan," ujar AQ, sapaan akrab Achsanul Qosasi, Senin 13 Maret 2017.
Hal yang sama dikatakan Dirijen Suporter Madura Bersatu, Hasyim. Ia mengaku akan berusaha mengikuti jejak tim Madura United untuk mengikuti aturan pertandingan sepakbola. Khususnya bagi suporter yang dilarang menyalakan flare, bernyanyi rasis, dan pelanggaran lainnya.Klik di sini:Daftar Peraih Penghargaan Terbaik di Piala Presiden 2017
"Kami juga bersahabat dengan suporter manapun sesuai semboyan kami Sacida (Salam Cinta Damai). Suporter Madura juga welcome bagi suporter lain yang ingin ke Madura," ujarnya.
VideoLuis Milla Saksikan Final Piala Presiden 2017
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIR)