medcom.id, Jakarta: Presiden Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman kecewa dengan perkembangan penyelesaian kisruh sepak bola di tanah air. Menurutnya, para pemain lebih butuh bukti nyata ketimbang hanya berencana pada saat ini.
"Para pemain perlu solusi nyata. Mudah-mudahan semua pihak yang terkait bisa memikirkan hal itu. Jangan pikirkan baju (instansi) yang dipakai, karena kita sama-sama Indonesia," kata saat menghadiri Trofeo Charity Matches Alfin Bisa, Minggu (28/6/2015).
Para pesepak bola di Indonesia sedang menganggur pada saat ini karena kompetisi diberhentikan usai PSSI dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) beberapa waktu lalu. Gara-gara kebijakan Kemenpora itu pula, FIFA menjatuhkan sanksi yang membuat Indonesia terisolasi dari berbagai kegiatan sepak bola Internasional.
Mayoritas pemain kecewa ketika kompetisi dihentikan. Mereka akhirnya memutar otak agar mata pencaharian mereka tetap berjalan. Salah satunya adalah dengan mengikuti kompetisi antarkampung (tarkam).
Ponaryo kecewa dengan tren tersebut. Pasalnya, ia merasa kerugian yang didapat para pesepak bola di tanah air bisa makin besar andai tidak mampu menjaga diri.
"Berhenti berkompetisi memang tidak baik untuk seorang atlet. Tapi, saya prihatin melihat pemain yang ikut tarkam. Karena, resikonya sangat besar saat bermain tarkam. Lapangan pertandingan tidak standar sehingga pemain bisa lebih mudah cedera. Nanti, kalau sudah cedera tidak ada yang bertanggung jawab," tegas mantan pemain timnas tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)