medcom.id, Jakarta: Total 15 wasit di Indonesia terlibat dalam pengaturan skor dan kasus suap pada 1997 yang melibatkan klub Persikab Bandung. Nasiruddin menjadi salah satu wasit yang terlibat dalam kejahatan itu. Delapan Belas tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Nasiruddin kembali menyita perhatian publik usai terlibat dalam pengaturan skor antara Timor Leste vs Malaysia, di SEA Games 2015, 30 Mei lalu.
Nasiruddin dianggap hanya salah satu dari sekian banyak wasit asal Indonesia yang memilih jalan salah untuk mendapatkan uang. Menurut mantan wasit Indonesia, Jimmy Napitupulu, Nasiruddin dkk terpaksa melakukan hal itu karena terlilit ekonomi.
Jimmy menganggap, berurusan dengan mafia sepak bola diambil oleh wasit asal Indonesia karena tidak mendapat penghasilan yang layak dari PSSI.
"Honor wasit tidak dibayar dengan jumlah yang semestinya. Makin miris karena kadang gaji telat dibayar hingga dua bulan. Kami juga tidak diberi uang saku. Ketika pertandingan, kami hanya diberi kode pemesanan tiket keberangkatan dan pulang," kata Jimmy kepada Metrotvnews.com, Rabu (22/7/2015).
Sejumlah wasit berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang layak. Salah satunya dengan menawarkan diri untuk menjadi korps pengadil di turnamen-turnamen sepak bola yang digelar pihak swasta. Tapi, niat baik wasit juga tidak berbalas dengan hasil maksimal.
"Anda masih ingat salah satu turnamen yang digelar stasiun televisi di Indonesia tahun lalu? Asal tahu saja, gaji wasit untuk turnamen itu belum dibayarkan hingga saat ini," geram Jimmy.
Dunia perwasitan Indonesia sedang menjadi sorotan pada saat ini. Terutama sejak kasus yang menimpa Nasiruddin terkuak dan pengakuan dari Jimmy yang notabene pernah bertugas di komite wasit PSSI. Di tengah sanksi dari FIFA, permasalahan ini tentu harus disikapi secara serius oleh PSSI dan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)
